KONTEKS.CO.ID – Gizi yang cukup merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk pada usia balita.
Namun, terkadang kebutuhan zat gizi yang tinggi tidak sejalan dengan pemenuhannya, sehingga anak bisa mengalami kekurangan gizi, salah satunya adalah kondisi kwashiorkor.
Gejala penyakit ini adalah kekurangan protein yang sangat parah, dan biasanya menyerang anak-anak pada usia 2-5 tahun setelah penyapihan.
Kwashiorkor terkenal sebagai edematous malnutrition, yaitu kondisi di mana anak terlihat gemuk, sedangkan bagian tubuh lainnya sangat kurus karena kekurangan gizi. Bagian tubuh yang gemuk terjadi karena penumpukan cairan tubuh, terutama di area perut, mata dan kaki.
Menurut halaman Healtline.com, penyakit ini berbeda dengan marasmus, di mana anak yang mengalaminya biasanya sangat kurus.
Kedua penyakit tersebut adalah jenis malnutrisi pada anak dan termasuk dalam kondisi busung lapar. Biasanya ini terjadi pada kasus kelaparan parah di daerah yang mengalami kemiskinan di seluruh dunia.
Wilayah yang paling terkena dampak kwashiorkor adalah Amerika Tengah, Asia Tenggara, Kongo, Afrika Selatan, Uganda, Puerto Rico, dan Jamaika.
Angka pengidap busung lapar jenis ini bervariasi dan sebagian besar terlihat saat anak sedang mengalami masa kelaparan.
Beberapa penyebab busung lapar ini adalah kurangnya asupan protein dalam jangka waktu yang sangat lama.
Beberapa mengalami kesulitan mendapatkan bahan makanan karena pasokan pangan yang terbatas, dan kurangnya pengetahuan seputar gizi anak dan balita.
Selain itu, faktor genetik juga bisa memengaruhi anak mengalami penyakit ini, misalnya jantung kongenital yang bisa membuat asupan makanan anak tidak seimbang.
Gejala anak yang mengalami kwashiorkor antara lain adalah gagal tumbuh atau tidak tambah tinggi dan berat.
Selain itu, ada perubahan warna rambut menjadi kuning kemerahan (warna karat), serta kering, rapuh, atau mengelupasnya kulit.
Untuk langkah pencegahan, sangat penting bagi orang tua untuk memberikan asupan gizi yang seimbang dan cukup pada anak, terutama protein.
Selain itu, edukasi tentang pola makan yang sehat juga sangat penting untuk membantu mengurangi risiko terjadinya kondisi malnutrisi pada anak.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"