KONTEKS.CO.ID – Kematian adalah sebuah keniscayaan yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup. Namun, pada beberapa kasus, ada orang yang telah meninggal dunia, tetapi kemudian kembali hidup seperti sedia kala.
Banyak yang menganggap peristiwa ini sebagai peristiwa magis, namun tidak dalam dunia medis. Ada sebuah kondisi langka yang menjelaskan kejadian ini, yaitu fenomena Lazarus atau terkenal juga sebagai Lazarus syndrome.
Fenomena Lazarus ini terjadi ketika fungsi jantung kembali normal memompa darah ke seluruh tubuh setelah seseorang meninggal dunia. Kondisi ini terjadi karena penundaan kembalinya sirkulasi spontan setelah orang tersebut menerima bantuan napas melalui teknik resusitasi kardiopulmonari (CPR).
Istilah Lazarus syndrome sendiri berasal dari nama Lazarus, tokoh dalam Kitab Perjanjian Baru yang hidup kembali oleh setelah meninggal dunia selama 4 hari. Kasus pertama dari fenomena Lazarus ini sendiri terjadi pada 1982, tapi penggunaan resmi istilah sindrom Lazarus dalam dunia medis sejak 1993.
Perlu Anda ketahui dulu kriteria orang mati secara medis. Dokter akan menyatakan seseorang telah mati secara klinis ketika sistem peredaran darah serta sistem pernapasan berhenti bekerja.
Mati klinis tandanya jantung berhenti berdetak, nadi yang tidak lagi teraba, dan paru-paru yang berhenti bernapas. Sementara itu, mati batang otak terjadi ketika kehidupan seseorang bergantung sepenuhnya pada mesin sehingga sama halnya ia menjalani kehidupan palsu.
Meski demikian, terdapat beberapa penjelasan ilmiah yang melandasi fenomena Lazarus, seperti adanya penumpukkan tekanan di dada akibat CPR. Penumpukan tekanan ini muncul ketika seseorang yang mengalami serangan jantung menerima bantuan pernapasan lewat teknik CPR.
Setelah selesai melakukan prosedur CPR, tekanan itu berangsur-angsur akan terlepas sehingga menghasilkan semacam sinyal elektrik yang mampu memicu jantung kembali berdetak.
Selain itu, efek obat suntik ke dalam tubuh juga bisa menjadi faktor yang membuat orang mati seolah hidup kembali salah satunya obat adrenalin.
Ketika menyuntikkan adrenalin mungkin tidak langsung bekerja karena kelainan pembuluh vena yang terjadi saat seseorang mengalami serangan jantung. Namun, ketika berangsur normal, cairan adrenalin akan mengalir ke jantung sehingga membuatnya kembali berdetak.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"