KONTEKS.CO.ID- Keperawanan merupakan topik yang sering menjadi perbincangan dan menjadi bagian dari banyak mitos dan fakta yang beredar di masyarakat.
Beberapa di antaranya tidak berdasar pada fakta yang sebenarnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui fakta dan mitos seputar keperawanan wanita.
Mitos: Hymen adalah tanda keperawanan
Hymen adalah lapisan jaringan yang menutupi sebagian atau seluruh vagina pada sebagian besar wanita. Meskipun pada beberapa wanita, hymen mungkin robek saat melakukan aktivitas fisik atau olahraga tertentu, bukan berarti hymen adalah tanda pasti dari keperawanan.
Beberapa wanita lahir tanpa hymen, atau hymen dapat robek karena alasan selain aktivitas fisik, seperti penggunaan tampon, pemeriksaan ginekologi, atau masturbasi.
Fakta: Tidak ada definisi medis yang jelas tentang keperawanan
Definisi medis tentang keperawanan dapat bervariasi di berbagai negara atau budaya.
Beberapa orang mungkin menganggap bahwa keperawanan tergantung pada kondisi hymen, sedangkan yang lain menganggap bahwa keperawanan terkait dengan tidak adanya hubungan seksual sebelumnya. Namun, tidak ada definisi medis yang jelas tentang keperawanan.
Mitos: Hanya perempuan yang bisa kehilangan keperawanan
Kehilangan keperawanan dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pada pria, kehilangan keperawanan terkait dengan hilangnya selaput lendir di ujung penis yang disebut frenulum saat melakukan hubungan seksual pertama kali.
Fakta: Memiliki banyak pasangan seksual tidak mengubah bentuk atau ukuran vagina
Banyak orang mungkin menganggap bahwa memiliki banyak pasangan seksual dapat mengubah bentuk atau ukuran vagina.
Tapi, tidak ada bukti medis yang mengklaim hal tersebut. Ukuran dan bentuk vagina dapat berbeda-beda pada setiap wanita dan tidak dipengaruhi oleh jumlah pasangan seksual.
Mitos: Kehilangan keperawanan selalu menyakitkan
Meskipun kehilangan keperawanan dapat menyebabkan sedikit ketidaknyamanan, namun tidak selalu menyakitkan.
Rasa sakit dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ukuran penis, kelembapan vagina, dan kecemasan.
Fakta: Tidak ada tes medis yang dapat membuktikan keperawanan
Tidak ada tes medis yang dapat membuktikan keperawanan. Beberapa orang mungkin mencoba menggunakan tes medis seperti pemeriksaan hymen atau pemeriksaan DNA untuk membuktikan keperawanan.
Namun, tes semacam itu tidak dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat merugikan wanita yang mengalami tekanan untuk membuktikan keperawanan.
Dalam kesimpulannya, keperawanan merupakan topik yang kompleks dan sering kali dipenuhi dengan mitos.
Penting bagi setiap wanita untuk mendapatkan informasi yang benar dan tidak terpengaruh oleh mitos dan stigma sosial yang ada.
Setiap wanita berhak untuk merasa nyaman dan percaya diri dengan tubuhnya, dan keperawanan bukanlah satu-satunya hal yang menentukan nilai diri seseorang.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"