KONTEKS.CO.ID — Menikah dengan sepupu adalah suatu hal yang kontroversial dan terkadang masih menjadi perdebatan di masyarakat.
Di beberapa negara, seperti Jepang dan beberapa negara di Timur Tengah, menikah dengan sepupu masih teranggap sebagai sesuatu yang umum dan tidak terlalu menajadi perdebatan.
Namun, di negara-negara lain, seperti di Amerika Serikat dan sebagian besar negara Eropa, menikah dengan sepupu dianggap sebagai hal yang tabu dan bahkan ilegal.
Namun, terlepas dari perbedaan pandangan masyarakat di berbagai negara, banyak penelitian menunjukkan bahwa menikah dengan sepupu memiliki risiko yang lebih tinggi daripada menikah dengan orang yang tidak memiliki hubungan keluarga.
Berikut adalah beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menikah dengan sepupu:
- Risiko genetik: Salah satu risiko terbesar dari menikah dengan sepupu adalah peningkatan risiko memiliki bayi yang menderita cacat genetik. Hal ini karena ketika sepupu menikah dan memiliki anak, mereka membagi gen yang sama dari kakek-nenek mereka. Jika ada kelainan genetik yang turun dalam keluarga, maka kemungkinan bayi yang lahir akan menderita kelainan genetik tersebut menjadi lebih tinggi.
- Risiko kesehatan mental: Menikah dengan sepupu juga dapat meningkatkan risiko kesehatan mental pada keturunan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dari perkawinan antara sepupu memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan bipolar.
- Risiko sosial: Menikah dengan sepupu juga dapat meningkatkan risiko sosial dan psikologis bagi keluarga yang terlibat. Hal ini karena hubungan yang terbentuk antara keluarga bisa menjadi rumit dan membingungkan, terutama dalam hal warisan dan kepemilikan. Selain itu, hubungan dengan anggota keluarga lain juga bisa terpengaruh akibat menikah dengan sepupu.
- Risiko stigma: Menikah dengan sepupu juga dapat menyebabkan stigma dan diskriminasi dari masyarakat yang lebih luas. Meskipun masyarakat di beberapa negara masih menerima perkawinan antara sepupu, di banyak negara lain, hal ini masih teranggap tabu dan bahkan ilegal. Hal ini dapat menyebabkan tekanan sosial dan emosional bagi pasangan yang menikah, serta mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka.
Dalam kesimpulannya, menikah dengan sepupu memiliki risiko yang lebih tinggi daripada menikah dengan orang yang tidak memiliki hubungan keluarga.
Terlepas dari pandangan masyarakat yang berbeda di berbagai negara, ada baiknya untuk mempertimbangkan risiko-risiko ini dengan cermat sebelum memutuskan untuk menikah dengan sepupu.
Bagi mereka yang memutuskan untuk menikah dengan sepupu, penting untuk mendapatkan saran dan pengawasan dari profesional kesehatan dan konselor.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"