KONTEKS.CO.ID – Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan tradisi, salah satunya terdapat di Bali, pulau dewata yang terkenal dengan keindahan budaya dan agamanya yang kental.
Salah satu tradisi unik dari masyarakat Bali saat merayakan Hari Raya Idul Fitri adalah Ngejot, yaitu tradisi berbagi makanan kepada tetangga dan keluarga sebagai bentuk solidaritas dan persaudaraan.
Ngejot adalah tradisi yang dilakukan pada pagi hari setelah perayaan Hari Raya Idul Fitri. Masyarakat juga menyebut tradisi ini dengan nama Hari Raya Galungan dan Kuningan di Bali.
Setiap keluarga di Bali akan menyediakan hidangan khas seperti nasi kuning, lawar (makanan khas Bali yang terbuat dari daging cincang dan rempah-rempah), serta berbagai jenis kue tradisional.
Hidangan tersebut kemudian mereka letakkan dalam sebuah nampan atau wadah khusus yang berhiaskan janur dan berbagai hiasan bunga.
Setelah itu, keluarga yang telah menyiapkan hidangan akan mengunjungi tetangga dan kerabat yang tinggal di sekitar rumah mereka.
Mereka akan berjalan dari rumah ke rumah sambil membawa hidangan tersebut. Lalu mereka memberikannya kepada tetangga dan kerabat sebagai tanda kasih sayang, saling berbagi, dan mempererat tali persaudaraan.
Tradisi Ngejot memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Bali. Selain sebagai bentuk solidaritas dan persaudaraan, tradisi ini juga melibatkan unsur keagamaan.
Masyarakat Bali percaya bahwa dengan berbagi makanan kepada sesama, mereka dapat berbagi berkah dan keberuntungan di hari raya yang suci ini.
Tradisi ini juga menjadi waktu yang sangat anak-anak nantikan, karena mereka dapat berkumpul bersama , serta menikmati berbagai hidangan lezat.
Ngejot juga merupakan momen yang menguatkan hubungan sosial antarwarga di desa atau lingkungan. Hal ini menjadi kesempatan bagi masyarakat Bali untuk saling berinteraksi dan mempererat hubungan sosial yang telah terjalin sejak lama.
Selain itu, Ngejot juga menjadi ajang untuk berbagi kebahagiaan kepada mereka yang kurang mampu. Mereka akan menyisihkan sebagian hidangan untuk membaginya dengan anak yatim, janda, atau orang tua yang tinggal sendiri.
Hal ini menjadi wujud kepedulian dan kebersamaan dalam membantu sesama di saat yang spesial seperti Hari Raya Idul Fitri.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"