KONTEKS.CO.ID – Catcalling, sebagai bentuk pelecehan seksual di tempat umum, masih sering terjadi dan dapat berdampak buruk bagi psikologis korban. Kebanyakan yang mengalaminya adalah wanita, meskipun laki-laki juga bisa menjadi korban.
Perlakuan ini dapat membuat korban merasa takut, cemas, dan tidak percaya diri. Meski begitu nyatanya masih banyak orang yang menganggap perlakuan semacam ini sebagai lelucon atau candaan.
Oleh karena itu, penting untuk mengenal bentuk catcalling dan tahu bagaimana cara menyikapinya.
Catcalling dilakukan dengan melontarkan komentar sensual dengan nada menggoda atau memberikan gestur yang menggoda.
Para pelaku catcalling, yang disebut sebagai catcaller, bisa melakukannya sendirian atau dalam kelompok bersama teman-temannya.
Beberapa bentuk catcalling yang penting untuk Anda ketahui antara lain:
- Melontarkan kalimat pujian yang berlebihan seperti “Selamat pagi, Cantik” atau “Wangi banget sih, mau pergi ke mana?”
- Melontarkan kalimat yang sensual seperti “Bagus banget sih badannya, nengok dong.”
- Memberikan gestur vulgar seperti berkedip, bersiul, menggigit bibir bawah, menjulurkan lidah, melambaikan tangan, atau mengeluarkan suara ciuman.
- Menghalang-halangi jalan atau menguntit korban sampai ke tujuannya.
Alasan Seseorang Melakukan Catcalling
Beberapa penelitian menyatakan bahwa sebagian pelaku catcalling menganggap perilaku mereka hanya sebagai keisengan atau candaan.
Mereka mengaku melakukan catcalling secara spontan karena ingin menyanjung korban dan tidak berniat merendahkan atau menyakiti.
Namun, ada juga pelaku catcalling yang mengharapkan respons dari korban, seperti senyuman atau perasaan tersanjung.
Bahkan, ada yang sengaja menginginkan respons negatif seperti terkejut, takut, atau marah dari korban. Selain itu, sebagian kecil pelaku catcalling juga bisa memiliki alasan misoginis atau menolak feminisme.
Cara Menyikapinya
Catcalling bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, takut, malu, sedih, marah, bahkan rendah diri pada korban karena merasa tampilannya “mengundang” komentar orang lain.
Beberapa korban dari perilaku tersebut bahkan dapat mengalami trauma dan mengalami gejala seperti mual, mati rasa, atau kesulitan bernapas ketika mengingat perlakuan pelaku.
Oleh karena itu, penting untuk tahu cara yang tepat untuk menyikapi catcalling. Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan:
- Katakan dengan tenang namun tegas kepada pelaku bahwa perlakuan mereka tidak dapat Anda terima.
- Jika catcaller mengikuti atau membuntutimu, usahakan untuk tetap berada di tempat yang ramai sehingga bisa meminta bantuan orang lain jika merasa dalam bahaya.
- Jika perlakuan berulang, laporkan kejadian tersebut kepada petugas keamanan setempat atau pihak berwenang, dan minta perlindungan kepada pihak terkait.
itulah tadi beberapa tips untu menyikapi catcalling yang mungkin bisa kita dapatkan kapan saja dan di mana saja.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"