KONTEKS.CO.ID – Telur asin, makanan yang memiliki rasa gurih, lembut, dan sensasi kesat di bagian kuningnya, sering menjadi lauk pelengkap dalam menu makan sehari-hari. Meski begitu, mengonsumsinya secara berlebihan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.
Salah satu bahayanya adalah tingginya kandungan natrium dalam telur asin yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Sebab cara membuatnya yaitu melumuri telur bebek dengan garam dalam jangka waktu tertentu agar tetap awet. Proses penggaraman ini membuatnya mengandung tinggi natrium yang dapat meningkatkan risiko kesehatan.
Menurut halaman hellosehat.com, sebutir telur asin bebek berukuran 70 gram mengandung natrium sebanyak 2.562 mg. Nilai itu melebihi batas maksimal natrium harian anjuran Kementerian Kesehatan RI, yaitu 2.000 mg per hari atau setara dengan satu sendok garam.
Oleh karena itu, mengonsumsi satu butir telur asin saja sudah melebihi standard asupan garam per hari.
Berikut adalah beberapa bahaya dari mengonsumsi telur asin secara berlebihan:
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi: Kandungan garam berlebih dalam telur asin dapat membuat kadar air tertahan di dalam tubuh, yang dapat menekan jantung dan pembuluh darah. Jantung pun harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, sehingga tekanan darah meningkat.
- Pembengkakan tubuh: Asupan garam berlebih dapat menyebabkan penumpukan air di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan pembengkakan pada beberapa bagian tubuh seperti kaki, tangan, dan perut. Hal ini dapat mengakibatkan kenaikan berat badan akibat penumpukan air atau edema.
- Penyakit kardiovaskular: Konsumsi garam berlebihan dapat memicu hipertensi, yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah yang membawa oksigen ke otak dapat terhambat, meningkatkan risiko stroke. Selain itu, tekanan darah tinggi juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, dan kematian.
- Batu ginjal: Kadar natrium berlebih dalam tubuh dapat membuat ginjal membuang natrium melalui urine. Namun, pembuangan natrium ini juga dapat menyebabkan peningkatan kadar kalsium dalam urine, yang dapat menjadi penyebab pembentukan batu ginjal.
- Osteoporosis: Garam dalam telur asin dapat menjadi faktor pemicu pengeroposan tulang. Garam dapat membuat kadar kalsium dalam tubuh keluar melalui urine, sehingga dapat mengurangi kalsium dalam tulang dan membuatnya menjadi rapuh. Selain itu, Clinical Calcium (2013) juga memaparkan bahwa penderita hipertensi sebaiknya hindari makanan ini. Hal ini lantaran Hipertensi memicu hormon paratiroid untuk meningkatkan kadar kalsium di dalam darah yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
- Kanker Lambung: konsumsi garam berlebihan dapat merusak lapisan pelindung lambung, yang dapat mengakibatkan terjadinya tukak lambung. Tukak lambung dalam jangka panjang bisa menyebabkan lambung terpapar zat-zat berbahaya hingga memicu kanker lambung.Selain itu, asupan garam yang tinggi juga dapat menyebabkan lambung menjadi rentan terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Infeksi bakteri ini dapat mengakibatkan kerusakan sel jangka panjang, yang pada akhirnya meningkatkan risiko munculnya kanker.
- Kolesterol Tinggi: Selain masalah garam, telur asin juga memiliki kadar kolesterol yang tinggi, terutama yang memiliki kadar kolesterol sebesar 387 mg. Anjuran asupan kolesterol harian maksimal adalah 300 mg. Tetapi jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung, maka asupan kolesterol maksimal hanya hingga 200 mg per hari.
Konsumsi telur asin yang tinggi kadar kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Kolesterol jahat tinggi dapat menumpuk di dinding pembuluh darah dan membentuk plak yang bisa meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Penting untuk kita ingat bahwa bahaya telur asin tidak hanya berasal dari telur asin itu sendiri, tetapi juga dari sumber garam lainnya dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Konsultasikan juga dengan tenaga medis atau ahli gizi untuk mendapatkan informasi mengenai pola makan yang sehat sesuai dengan kebutuhan tubuh.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"