KONTEKS.CO.ID – Suka menyipitkan mata? Hati-hati ini salah satu gejala rabun jauh yang harus kamu ketahui.
Adanya paparan alat-alat teknologi yang tak terhindarkan seperti ponsel pintar, komputer, laptop, tablet, televisi, dan sejenisnya memang telah memudahkan hidup kita dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Namun, kita perlu menyadari bahwa penggunaan perangkat ini juga memiliki dampak negatif pada kesehatan mata kita.
Salah satu dampak buruknya adalah rabun jauh atau miopi. Miopi adalah kondisi mata di mana seseorang mengalami kesulitan melihat benda yang letaknya jauh atau rabun jauh.
Rabun jauh ini seringkali terjadi pada usia sekolah hingga remaja dan menyebabkan pengidapnya kesulitan melihat tulisan guru di papan tulis.
Bahkan, mereka harus duduk di barisan depan agar bisa melihat dengan jelas. Rabun jauh disebabkan oleh kelainan refraksi yang membuat benda jauh tampak buram atau kabur.
Meskipun demikian, orang yang mengalami miopi biasanya dapat melihat benda dekat dengan jelas.
Tanda-tanda umum miopi antara lain sakit kepala atau pusing, kesulitan membaca tulisan dari jauh, dan penglihatan buram.
Kondisi ini sering disebut sebagai mata minus. Miopi atau rabun jauh ini umumnya mulai dirasakan sejak usia anak-anak. Kondisi ini kemudian bisa semakin memburuk seiring berjalannya waktu secara cepat atau perlahan.
Miopi adalah gangguan mata yang umum terjadi pada semua kalangan usia. Namun, sering kali miopi mulai muncul ketika anak-anak berusia antara 8-12 tahun.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, salah satu gejala yang sering terlihat dari penderita rabun jauh ini adalah suka menyipitkan mata ketika melihat suatu objek.
Jadi, gejala dari miopi ini bisa berupa sulit melihat benda yang letaknya jauh, perlu menyipitkan mata atau menutup sebagian mata agar dapat melihat objek dengan jelas, penglihatan buram saat melihat benda dari jauh, serta sakit kepala karena mata kelelahan.
Penyebab miopi adalah ketika cahaya yang memasuki mata tidak jatuh dengan tepat pada retina. Hal ini dapat terjadi karena bentuk bola mata yang lebih panjang dari bola mata normal.
Rabun jauh juga bisa diakibatkan oleh kelainan pada kornea atau lensa mata yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke retina.
Apabila kornea dan lensa mata tidak berbentuk halus dan merata, maka sinar cahaya tidak bisa difokuskan dengan baik, yang akan menyebabkan kelainan refraksi.
Tak hanya itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami miopi, di antaranya yaitu kebiasaan membaca atau menonton dengan jarak terlalu dekat, faktor genetik, kurang mendapatkan sinar matahari, dan kekurangan vitamin D.
Jadi, kita perlu berhati-hati dalam menggunakan gawai dan alat-alat teknologi tersebut, serta tetap memperhatikan kesehatan mata kita dengan melakukan pemeriksaan secara teratur dan menghindari kebiasaan yang bisa memicu terjadinya miopi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"