KONTEKS.CO.ID – Lebaran Ketupat adalah sebuah tradisi unik oleh masyarakat Muslim Jawa pada bulan Syawal.
Tradisi ini biasanya bertepatan seminggu setelah Idul Fitri. Karena tahun 2023 Idul Fitri jatuh pada tanggal 22 April 2023, sehingga Lebaran Ketupat akan jatuh pada tanggal 29 April 2023.
Masyarakat Jawa merayakan Lebaran Ketupat dengan mengunjungi sanak saudara sambil berkumpul bersama keluarga, atau reuni bersama teman-teman lama.
Hal ini menunjukkan dalam kehidupan masyarakat Jawa sangat penting menjaga silaturahmi dan kebersamaan.
Lebaran Ketupat mempunyai sejarah dan makna yang berarti dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Pelaksanaan tradisi lebaran ketupat biasanya pada 8 Syawal dan juga terkenal sebagai kegiatan Syawalan.
Masyarakat Jawa mempercayai bahwa tradisi ini pertama kali di bawa oleh Sunan Kalijaga pada era Wali Songo.
Pada zaman dulu, Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat (Lebaran Ketupat).
Bakda Lebaran merupakan tradisi silaturahmi dan bermaaf-maafan setelah sholat Idul Fitri, sedangkan Bakda Kupat merupakan perayaan sepekan setelah Idul Fitri.
Sunan Kalijaga memperkenalkannya sebagai pelengkap puasa Ramadhan untuk menggenapkan perhitungan puasa satu tahun dalam puasa sunnah 6 hari di bulan Syawal.
Tradisi Lebaran Ketupat kemudian menjadi sarana untuk mengenalkan ajaran Islam tentang bagaimana bersilaturahmi di hari lebaran sekaligus bersyukur kepada Allah SWT.
Lebaran Ketupat mempunyai makna filosofis yang sangat dalam.
Menurut Lilik Setiawan dkk dalam bukunya “Fenomena Sosial Keagamaan Masyarakat Jawa dalam Kajian Sosiologi”, ketupat melambangkan keberkahan dan permintaan maaf.
Bahan utamanya yaitu nasi dengan bungkus daun kelapa muda yang memiliki arti khusus.
Nasi melambangkan hawa nafsu, sedangkan janur atau daun kelapa muda melambangkan ‘jati ning nur’ yang artinya hati nurani.
Simbolisasi ketupat yang terbuat dari janur kuning memiliki arti yang dalam yakni ibarat sebagai “jarwa dhosok” atau berarti ‘ngaku lepat’.
Bungkus ketupat yang terbuat dari janur kuning juga memiliki makna yang mendalam sebagai penolak bala.
Hal ini menunjukkan bahwa seseorang harus meminta maaf ketika mereka melakukan sesuatu yang salah.
Melalui simbolisasi ketupat tersebut, harapannya semoga manusia mampu menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya.
Selain itu, bentuk segi empat mencerminkan prinsip “kiblat papat lima pancer,” yang memiliki makna bahwa manusia selalu kembali kepada Allah meski kemanapun ia menuju.
Anyaman ketupat yang rumit jugabermakna cerminan dari berbagai macam kesalahan manusia.
Sedangkan warna putih ketupat ketika terbelah menjadi dua mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah memohon ampun dari kesalahan.
Selain itu, ketupat yang sudah matang akan mereka gantung di atas kusen pintu depan rumah untuk menunjukkan keuletan dan ketabahan masyarakat Jawa dalam menghadapi berbagai macam cobaan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"