KONTEKS.CO.ID – Agama Yahudi adalah agama asli bangsa Yahudi yang merangkum seluruh tradisi dan peradaban agama, kebudayaan, maupun hukum bangsa Yahudi. Pada tahun 2021 jumlah penduduk beragama Yahudi atau Yudaisme di dunia mencapai 14,7 juta jiwa atau 0,2 persen dari seluruh populasi dunia.
Hampir setengah dari populasi penduduk yang menganut Yahudi di dunia ini hidup di negara Israel. Jumlah mencapai 6,9 juta jiwa dan menjadi agama mayoritas di Israel. Israel sendiri adalah negara satu-satunya di dunia yang mayoritas penduduknya menganut agama Yahudi.
Di urutan kedua adalah Amerika Serikat dengan jumlah penganut mencapai 5,7 juta jiwa atau dua persen dari jumlah penduduknya. Sedangkan terbesar ketiga ialah Prancis dengan jumlah penganut Yahudi mencapai 450 ribu jiwa atau satu persen dari jumlah penduduk negara itu.
Di Indonesia sendiri agama Yahudi sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Mengutip dari berbagai sumber, jumlah penduduk keturunan bangsa Yahudi di Indonesia mencapai 5000 jiwa. Dari jumlah ini, hanya 10 persen atau 500 jiwa yang menganut agama Yahudi. Sisanya sebanyak 90 persen penduduk keturunan Yahudi di Indonesia menganut agama Islam dan Kristen.
Berikut ini tiga daerah dengan penduduk beragama Yahudi terbesar di Indonesia.
Jakarta
Sebagai pusat bisnis dan pemerintahan di Indonesia, Jakarta menjadi salah satu tempat berkumpulnya penduduk dari berbagai latar belakang. Termasuk di dalamnya komunitas penganut agama Yahudi.
Jumlah penganut Yahudi di Jakarta mencapai kurang lebih seratus orang. Namun komunitas agama Yahudi di Jakarta sampai saat ini belum memiliki sinagoga seperti di Minahasa. Mereka biasanya beribadah dari rumah ke rumah para anggota komunitas.
Penganut agama Yahudi di Jakarta sebenarnya sudah ada sejak zaman Hindia Belanda. Kala itu ada sekitar 20 keluarga Yahudi di Batavia yang merupakan keturunan Belanda dan Jerman. Namun jumlahnya terus merosot.
Komunitas agama Yahudi di Jakarta juga mengalami masalah administrasi. Dalam pengurusan KTP karena harus memilih nama agama resmi yang diakui pemerintah, Biasanya mereka memilih menulis Kristen.
Akan tetapi pada saat ini sudah ada pilihan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang bisa dipilih oleh para penganut agama Yahudi.
Manado
Penganut agama Yahudi sebenarnya bukan tinggal di kota Manado. Mereka sebagian besar hidup di Kabupaten Minahasa yang berbatasan langsung dengan Kota Manado.
Di ibu kota Kabupaten Minahasa, yaitu Tondano, berdiri sebuah sinagoga bernama Sinagoga Sha’ar Hashamayim Tondano. Sinagoga ini menjadi satu-satunya tempat ibadah agama Yahudi yang berdiri di Indonesia sampai saat ini.
Sebelumnya terdapat dua sinagoga di Indonesia, namun sinagoga di Surabaya telah beralih fungsi.
Masyarakat Sulawesi Utara, terutama di tanah Minahasa, sangat menerima kehadiran penganut agama Yahudi. Mereka begitu welcome akan berbagai keragaman, termasuk para penganut agama Yahudi.
Bahkan Pemkab Minahasa Utara juga membangun sebuah menara menora yang menjadi simbol agama Yahudi. Menara menora ini bernama Menara Kaki Dian.
Melansir merdeka.com, pembabgunan menara ini sejak tahun 2005 sebagai wujud terima kasih mantan Bupati Minahasa Utara kepada pendukungnya yang mayoritas adalah umat Kristen. Ada juga bangunan museum Yahudi bernama Museum Holocaust di Tondano.
Wakil Gubernur Sulawesi Utara menilai museum ini justru menjadi simbol semangat toleransi masyarakat Sulawesi Utara yang luar biasa.
Di Kabupaten Minahasa sendiri jumlah penganut Yahudi mencapai hampir sekitar 100 jiwa dengan 33 kepala keluarga. Ini menjadikannya sebagai daerah dengan jumlah penganut Yahudi terbesar kedua di Indonesia.
Rabi Yakoov Baruch, pemimpin umat Yahudi di Sinagoga Tondano, mengatakan bahwa bangunan sinagoga ini dulunya adalah sebuah rumah tinggal. Yakoov membeli dari kerabatnya yang keturunan Belanda pada tahun 2004. Sejak saat itu sinagoga ini menjadi tempat penganut Yahudi di Minahasa.
Tak hanya itu, banyak juga penduduk dari berbagai agama di Sulawesi Utara yang datang berkunjung ke sinagoga ini untuk belajar toleransi dan mengenal lebih dekat komunitas Yahudi.
Surabaya
Surabaya menjadi kota dengan penduduk beragama Yahudi terbesar ketiga dengan jumlah penganut agama Yahudi mencapai sekitar 20 jiwa tahun 2021.
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, terdapat ratusan penduduk berlatar belakang Yahudi hidup di Surabaya. Mereka berstatus sebagai pegawai pemerintahan, tentara, dan saudagar. Bahkan beberapa peneliti memerkirakan sebanyak 500 keturunan Yahudi pernah menetap di Surabaya.
Jumlah itu terus menurun seiring penindasan Jepang yang disponsori Jerman di bawah partai Nazi.
Pada tahun 1948 komunitas Yahudi Surabaya membeli sebuah rumah dan mengubahnya menjadi sinagoga (tempat ibadah agama Yahudi). Sinagoga ini terletak di Jalan Kayoon No 4-5, Surabaya, Jawa Timur.
Selama puluhan tahun sinagoga bergaya arsitektur Belanda dengan nama Sinagoga Beth Hashem ini menjadi tempat berkumpulnya para penganut agama Yahudi di Surabaya.
Namun pada tahun 2010 sekelompok ormas Islam melakukan aksi unjuk rasa di depan sinagoga ini sebagai protes atas serangan Israel terhadap Palestina. Bangunan ini disegel lalu dihancurkan oleh pihak swasta.
Selanjutnya di lokasi bekas sinagoga ini berdiri hotel setinggi 17 lantai. Tidak ada kabar pasti bagaimana aktivitas para penganut Yahudi di Surabaya. Apakah kini mereka beribadah di rumah masing-masing atau mencari tempat yang baru untuk beribadah.
Itulah tiga kota dengan penduduk beragama Yahudi terbesar di Indonesia. Semoga para penganutnya di Indonesia juga dapat menjalankan ibadahnya dengan baik karena Indonesia menjamin kebebasan beragama penduduknya.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"