KONTEKS.CO.ID – Albinisme atau yang dikenal juga sebagai albino merupakan sebuah kondisi genetik yang bisa diturunkan dari orangtua ke anaknya.
Gejala utama dari albinisme adalah warna kulit, rambut, dan mata yang sangat pucat. Meski demikian, ada juga beberapa kasus di mana gejala albinisme tidak terlihat pada bayi yang mengidap kondisi ini.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa ciri-ciri albinisme biasanya sudah muncul sejak bayi masih dalam kandungan dengan cara menganalisis DNA dari plasenta ibu hamil. Pemeriksaan ini biasanya untuk bagi bayi yang orangtua atau keluarganya juga mengidap albinisme.
Ketahuilah bahwa kondisi genetik ini bisa menyerang siapa saja, terlepas dari jenis kelamin, kelas sosial, atau ras dan etnis seseorang. Faktor risiko terbesar bayi mengidap kondisi ini adalah keturunan. Anak yang berasal dari keluarga pengidap albinisme kemungkinan besar akan terkena juga.
Ada beberapa tanda-tanda albinisme pada bayi yang perlu Anda kenali, pertama perhatikan gerakan mata yang tak wajar. Anda bisa mengamati pada bayi yang sudah berusia tiga sampai empat bulan.
Terutama kondisi nistagmus, yaitu mata bayi Anda sering bergerak-gerak sendiri secara cukup intens, baik ke arah yang sama atau berlawanan.
Selain gerakan mata yang paling terlihat sebagai tanda albinisme pada bayi adalah warna kulit, rambut, bulu, dan mata sangat pucat. Warna mata bayi albino umumnya cokelat atau biru sangat pucat.
Jika bulu halus atau rambut berwarna kuning, merah maupun cokelat, maka kemungkinan besar bayi Anda Albino. Bahkan pada kasus yang serius, bayi Anda mungkin memiliki rambut dan bulu yang berwarna putih.
Sensitif terhadap sinar matahari juga menjadi tanda albinisme pada bayi. Perhatikan gejala ini ketika Anda menjemur bayi di luar rumah, karna bisa muncul bintik-bintik kecokelatan (freckles) pada kulit terutama di wajah bayi.
Bila Anda mencuriga bayi Anda mengidap albinisme, segeralah periksakan ke dokter atau spesialis mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Meskipun kondisi ini tidak bisa sembuh, namun penanganan yang tepat bisa membantu mengurangi risiko komplikasi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"