KONTEKS.CO.ID — In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung merupakan salah satu alternatif bagi pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan.
Program ini merupakan upaya yang memerlukan persiapan dan kesiapan dari kedua pasangan. Persiapan yang baik sejak awal dapat meningkatkan peluang keberhasilan program bayi tabung.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu pasangan siapkan sebelum menjalani program bayi tabung.
Sebelum menjalani program bayi tabung, sangat penting untuk melakukan persiapan fisik dan mental. Persiapan fisik mulai dari menjaga kesehatan tubuh dengan pola makan sehat dan berolahraga rutin.
Selain itu, hindari rokok dan alkohol untuk memastikan tubuh dalam kondisi sehat. Istri juga bisa menambah persiapan kehamilan dengan mengonsumsi vitamin.
Pasangan harus mempersiapkan mental secara psikologis agar mampu menghadapi berbagai kemungkinan, baik keberhasilan maupun kegagalan program bayi tabung.
Kegagalan program bayi tabung dapat mempengaruhi kesehatan mental pasangan, sehingga penting untuk mempersiapkan diri dengan baik.
Prosedur
Tahap pertama dalam prosedur melakukan program bayi tabung bernama induksi ovulasi. Cara melakukan tahap ini dengan merangsang ovarium untuk melepaskan sel telur yang lebih banyak.
Sel telur yang berhasil terlepas kemudian mereka ambil untuk selanjutnya melakukan evaluasi berdasarkan kualitasnya.
Selanjutnya, menyatukan sel telur dengan sel sperma yang sudah siap sebelumnya dan berada dalam wadah khusus. Dalam medis menyebutnya pembuahan yang bertujuan agar terjadi pembentukan embrio.
Setelah proses pembuahan berhasil nantinya akan menghasilkan embrio untuk mereka evaluasi. Embrio yang terpilih, yaitu berkualitas dan sehat akan ditanamkan pada rahim ibu lima hari setelah proses pembuahan berhasil.
Jika embrio berhasil menempel pada lapisan rahim, maka akan terjadi kehamilan. Pasangan harus melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin untuk mengetahui perkembangan janin dalam rahim agar pertumbuhannya bagus.
Harapan dan Kemungkinan Kegagalan Program
Program bayi tabung tidak selalu menjamin keberhasilan. Ada kemungkinan program ini mengalami kegagalan, seperti embrio tidak berhasil menempel pada lapisan rahim atau kehamilan yang terjadi berakhir dengan keguguran.
Oleh karena itu, pasangan harus mempersiapkan diri secara mental untuk menerima kemungkinan kegagalan dan terus berusaha untuk mencapai keberhasilan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"