KONTEKS.CO.ID – Detritivor merupakan salah satu jenis organisme dalam klasifikasi makhluk hidup berdasarkan kedudukannya dalam suatu lingkungan atau ekosistem.
Organisme detritivor memiliki peran penting dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem. Namun, sebelum membahas lebih lanjut tentang detritivor, kita perlu memahami klasifikasi makhluk hidup berdasarkan kedudukannya dalam ekosistem.
Berdasarkan kedudukannya dalam ekosistem, terdapat 4 klasifikasi makhluk hidup, yaitu autotrof, heterotrof, dekomposer, dan detritivor.
Autotrof adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanannya sendiri atau tidak bergantung pada makhluk hidup lainnya, sedangkan heterotrof adalah makhluk hidup yang bergantung pada makhluk lain untuk memperoleh makanannya.
Organisme dekomposer memperoleh makanannya dengan cara menguraikan senyawa-senyawa organik makhluk hidup yang telah mati atau bangkai. Sedangkan detritivor memakan detritus atau partikel organik yang terurai oleh makhluk dekomposer.
Peran detritivor dalam ekosistem sangatlah penting karena mereka membantu menjaga keseimbangan ekosistem. Organisme ini memakan sisa-sisa organisme yang telah mati dan hancur, sehingga membantu membersihkan lingkungan.
Selain itu, detritivor juga membantu mengurangi kepadatan populasi organisme yang telah mati atau sakit. Dalam rantai makanan, organisme ini berperan sebagai konsumen sekunder yang memakan sisa-sisa organisme yang telah terurai.
Beberapa contoh detritivor antara lain keluwing, kutu kayu, cacing tanah, siput, dan bintang laut. Keluwing atau millipede memakan daun, ranting, dan bahan organik lainnya yang telah diuraikan oleh makhluk dekomposer.
Kutu kayu atau termite memakan kayu yang telah hancur, sedangkan cacing tanah memakan bahan organik seperti daun dan serasah. Siput dan bintang laut juga termasuk dalam kategori detritivor karena mereka memakan sisa-sisa organisme yang telah mati.
Kita perlu memahami bahwa setiap jenis organisme di dalam ekosistem memiliki peran yang berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain. Kehadirannya dalam ekosistem harus dipertahankan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"