KONTEKS.CO.ID – Seni kristik atau tusuk silang adalah seni menyulam dengan menggunakan benang yang menyilang untuk membentuk gambar atau motif tertentu di atas kain.
Meski istilah kristik berasal dari bahasa Belanda, setiap negara memiliki pola kristiknya sendiri yang memiliki ciri khas dan nilai historisnya sendiri.
Sulam kristik merupakan pajangan ruang tamu yang tahan lama dan mudah berpadu dengan segala jenis ruangan. Namun, terlepas dari ketahanannya, karya seni ini tetap membutuhkan perawatan yang tepat agar tidak cepat kotor atau rusak.
Untuk membersihkannya, cukup gunakan kain basah atau merendamnya di air sabun dan hindari mengucek atau mencuci menggunakan mesin cuci.
Selain sebagai hiasan dinding, sulam jenis ini juga populer digunakan untuk hiasan pakaian dan perabot rumah tangga. Agar kesan kuno dari kristik dapat hilang, kamu bisa memadukannya dengan hiasan gelas atau bunga dengan warna yang lebih terang seperti ungu, merah, pink, atau jingga.
Dalam hal menghasilkan pola yang menarik, kamu perlu menggunakan teknik dan peralatan yang tepat seperti kain kristik yang berbentuk jaring, benang wol, jarum kristik, dan penahan kain berbentuk seperti hulahoop. Semua alat-alat ini dapat kita temukan dengan mudah di toko kerajinan tangan atau toko benang.
Dalam menjahit kristik, teknik jahitan benang bersilangan berbentuk X di atas kain tenun sejajar menjadi kunci keberhasilannya.
Benang sulam biasanya terbuat dari katun atau rayon, sementara jarumnya menggunakan jenis tapestri berujung tumpul dan bermata besar.
Dalam memilih pola, kamu bisa memilih pola dari negara-negara tertentu atau yang memiliki tema tertentu seperti tema keluarga harmonis.
Setiap pola kristik memiliki ciri khasnya sendiri dan memiliki sejarah atau nilai historis dari masing-masing asal negara.
Oleh karena itu, seni kristik tidak hanya mempercantik ruangan atau pakaian, tetapi juga dapat menjadi media untuk mempelajari budaya dan sejarah dari berbagai negara.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"