KONTEKS.CO.ID – Perpisahan orang tua memang sulit bagi siapa pun, termasuk bagi anak-anak yang harus menghadapinya. Bagi anak broken home, masalah ini bahkan lebih serius karena dampaknya yang cukup besar pada kondisi psikologis dan perilaku mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa dampak dari perceraian pada anak broken home dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, kepribadian, dan hubungan anak dengan orang tua. Namun, ada beberapa masalah umum yang seringkali terjadi pada anak broken home.
Masalah emosional adalah masalah utama yang dialami oleh anak broken home. Perpisahan orang tua dapat membuat anak merasa kehilangan, sedih, bingung, takut, dan marah.
Anak juga bisa merasa bingung harus tinggal dengan siapa dan merasa tidak dicintai lagi oleh salah satu orang tua. Bahkan, seringkali anak justru menyalahkan diri sendiri atas perpisahan kedua orang tuanya.
Selain masalah emosional, anak broken home juga sering mengalami gangguan perilaku. Beberapa di antaranya adalah mood swing, sulit bergaul, dan tidak percaya diri. Bahkan, perceraian bisa mendorong anak memiliki perilaku antisosial di masyarakat.
Anak broken home juga berisiko mengalami gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian, menyalahgunakan narkoba, bahkan melakukan percobaan bunuh diri.
Masalah keuangan dan pendidikan juga sering terjadi pada anak broken home. Mereka seringkali mengalami masalah keuangan yang kurang stabil dan sulit berkonsentrasi saat belajar di sekolah.
Bagi orang tua, penting untuk memahami dampak yang dapat dialami oleh anak korban keretakan rumah tangga dan memberikan dukungan yang tepat.
Dalam kasus-kasus yang serius, bisa juga dilakukan konseling atau terapi untuk membantu anak mengatasi masalah yang mereka hadapi.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"