KONTEKS.CO.ID – Luka lecet sering terjadi saat kulit tergesek dengan permukaan kasar, sehingga menyebabkan lapisan atas kulit mengelupas.
Meski luka ini tergolong ringan, namun tetap perlu perawatan yang tepat karena dapat meninggalkan bekas pada kulit.
Secara umum, luka lecet terjadi pada lapisan terluar kulit, yaitu epidermis. Luka ini tidak separah luka tusuk atau robek yang mengakibatkan perdarahan parah.
Luka lecet adalah salah satu jenis luka terbuka (open wound) yang dapat terjadi pada permukaan kulit.
Selain jenis luka ini, ada beberapa jenis luka lain, seperti luka sayat, luka robek, luka tusuk dan luka terkelupas.
Mengobati Luka Lecet di Rumah
Untuk tingkat luka yang masih ringan, umumnya bisa kita tangani sendiri di rumah.
Namun, sebelum membersihkan luka sangat penting untuk mencuci tangan dengan air dan sabun hingga bersih.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk merawat luka lecet yang dilansir dari berbagai sumber.
- Bersihkan luka dengan air mengalir atau larutan garam (cairan saline) agar tidak ada kotoran yang menempel dan steril.
- Untuk membersihkan area di sekitar luka, gunakan sabun lembut seperti sabun bayi. Hindari penggunaan iodin, alkohol atau hidrogen peroksida secara langsung di luka terbuka karena bisa menyebabkan iritasi.
- Oleskan antibiotik untuk menjaga kelembapan luka, mempercepat penyembuhan, dan mencegah infeksi.
- Terakhir, tutup luka tersebut dengan kasa steril yang lembut dan rutin menggantinya setiap hari.
- Konsumsi obat pereda nyeri untuk mengatasi rasa sakit pada luka lecet yang cukup besar. Namun, hindari mengonsumsi aspirin karena dapat memperlambat proses pembekuan darah.
Segera periksakan ke dokter jika perdarahan luka lecet tidak berhenti, darah mengalir secara kuat, pinggiran luka terbuka, luka terkontaminasi oleh benda kotor atau berkarat, atau terasa mati rasa.
Hindari penggunaan salep atau bahan selain obat luka, kecuali atas anjuran dokter. Lalu, kompres es jika terjadi memar atau bengkak.
Waktu penyembuhan luka biasanya bervariasi pada setiap orang, tergantung beberapa faktor, seperti usia, kondisi medis, sistem kekebalan tubuh orang tersebut.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"