KONTEKS.CO.ID – Ciri-ciri skin barrier rusak, kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia dan memiliki fungsi sebagai penghalang atau pelindung terhadap paparan lingkungan luar yang berbahaya.
Untuk menjaga kesehatan kulit, penting untuk memastikan bahwa skin barrier atau lapisan pelindung kulit tetap terjaga.
Namun, skin barrier dapat rusak akibat berbagai faktor seperti paparan sinar matahari, polusi, atau penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat.
Salah satu ciri-ciri skin barrier rusak adalah kulit kering dan dehidrasi. Kulit yang sehat memiliki kelembapan alami yang membantu menjaga elastisitas dan kesehatannya.
Namun, ketika skin barrier rusak, kulit kehilangan kelembapan alaminya dan terasa kering, kencang, dan mudah teriritasi.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah ciri-ciri skin barrier rusak yang perlu diwaspadai:
1. Kulit kering dan dehidrasi
Kulit yang terlihat kering, kasar, dan terasa kencang dapat menjadi tanda bahwa skin barrier sedang mengalami kerusakan.
Skin barrier yang rusak tidak dapat menjaga kelembapan alami kulit, sehingga kulit menjadi kering dan mudah mengelupas.
2. Gatal
Kulit yang rusak juga dapat menyebabkan rasa gatal yang tidak nyaman. Ini terjadi karena skin barrier yang rusak tidak dapat melindungi kulit dari iritasi atau zat-zat yang dapat memicu reaksi alergi.
3. Mengelupas
Ketika skin barrier rusak, kulit dapat mengalami pengelupasan. Hal ini terjadi karena skin barrier tidak dapat menjaga sel-sel kulit tetap terhidrasi dan sehat.
4. Kulit kasar
Skin barrier yang rusak dapat menyebabkan kulit terlihat kasar dan tidak halus. Hal ini terjadi karena skin barrier tidak dapat menjaga kelembapan alami kulit, sehingga kulit menjadi kering dan kasar.
5. Warna kulit menggelap atau kemerahan
Skin barrier yang rusak juga dapat menyebabkan perubahan warna kulit menjadi lebih gelap atau kemerahan. Hal ini terjadi karena skin barrier tidak dapat melindungi kulit dari paparan sinar UV atau iritasi.
6. Iritasi kulit
Ketika skin barrier rusak, kulit menjadi lebih sensitif terhadap iritasi dan dapat menyebabkan reaksi kulit seperti kemerahan, ruam, atau gatal.
7. Penyembuhan luka semakin lambat
Skin barrier yang rusak juga dapat mempengaruhi kemampuan kulit untuk menyembuhkan luka. Skin barrier yang sehat membantu melindungi kulit dari infeksi dan mempercepat proses penyembuhan luka. Namun, ketika skin barrier rusak, kulit menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan proses penyembuhan luka dapat menjadi lebih lambat.
Untuk menghindari kerusakan skin barrier, penting untuk menjaga kelembapan kulit dengan mengonsumsi cukup air dan menggunakan produk perawatan kulit yang sesuai dengan jenis kulit.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"