KONTEKS.CO.ID —Â Pemutusan hubungan perkawinan atau perceraian adalah keputusan serius yang dapat memiliki dampak emosional, psikologis, dan sosial yang signifikan bagi individu yang terlibat.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk bercerai, baik dari perspektif pribadi maupun psikologis.
Artikel ini akan menjelaskan beberapa penyebab umum yang mendorong seseorang untuk memutuskan untuk bercerai, dengan fokus pada sudut pandang psikologis.
Penyebab Seseorang Memilih Perceraian
1. Ketidakserasi dalam hubungan
Salah satu penyebab utama perceraian adalah ketidakserasian dalam hubungan. Ketidakserasian dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti perbedaan nilai-nilai, kebutuhan dan harapan yang berbeda, serta konflik yang tidak dapat dipecahkan.
Ketidakserasian ini dapat mengakibatkan perasaan ketidakbahagiaan dan ketidakpuasan yang signifikan, dan memicu keputusan untuk bercerai.
2. Ketidakmampuan memecahkan masalah
Dalam setiap hubungan, konflik dan masalah akan muncul. Namun, kemampuan pasangan untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah tersebut penting dalam mempertahankan keutuhan hubungan.
Ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat dan efektif dapat menyebabkan ketegangan yang berkepanjangan dan keputusan untuk bercerai.
3. Kehilangan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang buruk atau terhenti sepenuhnya adalah faktor lain yang sering mendorong perceraian. Komunikasi yang baik merupakan salah satu elemen kunci dalam menjaga hubungan yang sehat.
Ketika pasangan tidak dapat saling mendengarkan, memahami, atau mengungkapkan perasaan mereka dengan jelas, terjadi kesalahpahaman dan jarak emosional yang dapat mengarah pada perpisahan.
4. Ketidaksetiaan dan pelanggaran kepercayaan:
Ketidaksetiaan dan pelanggaran kepercayaan adalah faktor yang dapat sangat merusak dalam sebuah hubungan.
Perselingkuhan atau pelanggaran kepercayaan lainnya bisa menghancurkan fondasi hubungan dan memicu keraguan, perasaan terkhianati, dan rasa sakit yang mendalam. Bagi sebagian orang, ketidaksetiaan bisa menjadi pemicu langsung penyebab perceraian.
5. Perbedaan tujuan dan harapan di masa depan:
Perbedaan dalam tujuan dan harapan di masa depan juga dapat menyebabkan ketidakcocokan yang cukup besar dalam hubungan.
Misalnya, jika salah satu pasangan ingin memiliki anak sementara yang lain tidak, atau jika ada perbedaan dalam prioritas karier atau keuangan, konflik yang tak teratasi dapat memicu keputusan untuk bercerai.
6. Ketidakbahagiaan yang berkelanjutan:
Ketidakbahagiaan yang berkelanjutan dalam hubungan dapat menjadi pemicu utama seseorang memutuskan untuk bercerai.
Ketika perasaan sedih, marah, atau kecewa mendominasi hubungan, dan usaha untuk memperbaikinya tidak berhasil, individu tersebut mungkin mencari jalan keluar melalui perceraian untuk mencari kebahagiaan yang lebih baik.
7. Perubahan kepribadian atau nilai-nilai fundamental:
Terkadang, individu mengalami perubahan signifikan dalam kepribadian mereka atau nilai-nilai fundamental mereka seiring berjalannya waktu.
Jika perubahan ini tidak sejalan dengan pasangan mereka, hal ini bisa menyebabkan ketidakserasian yang cukup besar dan menjadi penyebab untuk bercerai.
Pada akhirnya, keputusan untuk bercerai adalah keputusan yang kompleks dan sangat pribadi. Beberapa orang mungkin mencoba terapi pasangan atau upaya lain untuk memperbaiki hubungan mereka sebelum memutuskan bercerai, sementara yang lain mungkin merasa bahwa perceraian adalah satu-satunya jalan yang tersisa.
Penting untuk diingat bahwa setiap situasi perceraian adalah unik, dan keputusan tersebut harus diambil dengan matang setelah mempertimbangkan berbagai faktor yang terlibat.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"