KONTEKS.CO.ID – Bedrest sering kali direkomendasikan oleh dokter untuk ibu hamil yang mengalami komplikasi kehamilan tertentu.
Namun, meski memberikan manfaat, bedrest juga memiliki beberapa efek samping yang perlu Anda perhatikan. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara lengkap mengenai bed rest pada ibu hamil.
Bedrest adalah istilah untuk mengurangi aktivitas dengan beristirahat di tempat tidur. Ada berbagai tingkatan bed rest, mulai dari membatasi aktivitas, perawatan di rumah sakit, hingga istirahat di tempat tidur di rumah selama beberapa waktu.
Biasanya, ibu hamil mendapat rekomendasi untuk melakukan bedrest jika mereka mengalami kondisi kesehatan yang berpotensi menyebabkan persalinan prematur.
Salah satu alasan umum untuk melakukan bedrest adalah preeklamsia, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam urine, dan gejala lainnya.
Bedrest juga dapat direkomendasikan untuk kasus pendarahan uterus abnormal, persalinan prematur, inkompetensi serviks, kehamilan ganda, dan pertumbuhan janin yang terbatas.
Bedrest masih menjadi anjuran sebagian penyedia layanan kesehatan sampai saat ini. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti kuat bahwa bedrest dapat mencegah persalinan prematur. Oleh karena itu, ada kontroversi mengenai manfaat sebenarnya dari bed rest.
Namun, perlu Anda ingat bahwa setiap kasus bed rest adalah unik dan tergantung pada kondisi dan perkembangan ibu hamil. Sebaiknya, ikuti anjuran dan petunjuk yang dokter berikan.
Selama menjalani bedrest, ada beberapa pantangan yang perlu ibu hamil ikuti. Misal menghindari aktivitas yang berlangsung lebih dari 30 menit dengan berdiri atau berjalan dalam satu waktu dan mengangkat beban lebih dari 9 kg. Hindari melakukan hubungan seksual dalam bentuk apa pun.
Selain itu, bedrest juga memiliki efek samping yang perlu Anda waspadai.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah penggumpalan darah, depresi atau kecemasan, stres pada keluarga, kelemahan otot dan tulang, kurangnya aktivitas kardiovaskular, nyeri punggung atau pinggul, peningkatan gejala kehamilan seperti mulas dan insomnia, serta kelemahan otot dan kekurangan energi pasca melahirkan.
Dalam melakukan bedrest, penting untuk tetap berkomunikasi dengan dokter Anda dan mengikuti petunjuk yang mereka berikan. Diskusikan kemungkinan manfaat dan risiko bedrest dalam kondisi Anda secara spesifik.
Penting juga untuk menjaga kesehatan fisik dan mental selama periode bed rest. Caranya dengan menerapkan pola makan sehat, membatasi aktivitas serta mendapatkan dukungan emosional dari keluarga dan teman-teman.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"