KONTEKS.CO.ID — Media sosial telah menjadi platform yang populer bagi pengguna untuk berinteraksi, berbagi konten, dan mengekspresikan diri. Namun, di dalam dunia media sosial, terdapat bahasa gaul yang sering muncul.
Bahasa gaul ini terkadang memiliki arti lucu terkait hiburan, tetapi juga seringkali menyimpan makna yang menyedihkan.
Salah satu kata gaul yang viral di media sosial dengan makna kesedihan adalah “barcode tangan”. Pada dasarnya, barcode adalah serangkaian kode dalam bentuk batang berwarna hitam untuk menyimpan data tertentu.
Namun, penggunaan kata “barcode” di media sosial memiliki makna yang berbeda. Kata “barcode tangan” cenderung mengarah pada situasi yang menyedihkan.
Meskipun makna ini mungkin terasa aneh, penggunaan kata “barcode” dalam konteks sedih masih sering kita temui di media sosial. Dengan kebiasaan penggunaan kata tersebut, penting untuk memahami apa sebenarnya maksud kode “barcode tangan”.
Secara umum, dalam konteks media sosial, “barcode tangan” merujuk pada kondisi kesehatan mental yang tidak baik. Istilah ini menunjukkan aktivitas self-harm atau tindakan seseorang ketika menyakiti diri sendiri.
Sebelum memahami kaitan antara “barcode” dan self-harm, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai self-harm itu sendiri. Self-harm adalah tindakan seseorang yang secara sengaja melukai diri sendiri.
Hal ini sering terjadi ketika seseorang mengalami tekanan atau kesakitan yang hebat namun tidak dapat mengekspresikan perasaannya dengan cara lain.
Ada beberapa tindakan yang umum orang lakukan dalam self-harm, salah satunya adalah menyayat tubuh menggunakan benda tajam.
Luka-luka hasil dari aktivitas self-harm ini kemudian mereka namai dengan istilah “barcode”. Luka sayatan yang berderet di tubuh diasosiasikan dengan batang-batang yang terdapat dalam barcode.
Dengan demikian, “barcode” dalam konteks media sosial adalah sebuah kode untuk mengungkapkan kondisi kesehatan mental yang tidak baik, terkait dengan aktivitas self-harm. Penting untuk diketahui bahwa makna ini sangat serius dan perlu mendapat perhatian.
Jika Anda menemui seseorang yang menggunakan istilah “barcode” untuk menyampaikan niat melakukan self-harm, jangan mengabaikannya.
Bantu mereka dengan cara yang tepat, seperti mendengarkan, mengajak berbicara, atau mengarahkan mereka kepada sumber bantuan profesional yang dapat memberikan dukungan.
Selain itu, jika Anda sendiri sedang mengalami tekanan mental yang berat, penting untuk tidak memutuskan untuk melakukan self-harm.
Bicarakan perasaan Anda dengan seseorang yang bisa Anda percaya, seperti teman dekat, keluarga, atau profesional di bidang kesehatan mental. Terdapat banyak sumber bantuan yang siap membantu Anda melewati masa sulit tersebut.
Janganlah meremehkan makna di balik kata-kata dalam bahasa gaul di media sosial. Menjaga komunikasi yang baik dan saling peduli adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan online yang sehat dan mendukung bagi semua pengguna.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"