KONTEKS.CO.ID: Pada tahun 2016, drama populer berjudul “Hwarang” menarik perhatian penonton dengan cerita yang menarik dan pemain-pemain terkenal seperti Park SeoJun, Go ARa, Park HyungSik, Seo YeaJi, Do JiHan, MinHo SHINee, dan V BTS.
Namun, apa sebenarnya Hwarang itu? Pada masa Kerajaan Shilla (57 SM – 935 M), Raja Jinheung (memerintah: 540-576) memutuskan untuk membentuk pasukan tentara elite guna melindungi kerajaannya.
Pasukan ini terdiri dari anak-anak keluarga bangsawan yang didampingi oleh seorang murid bernama Nangdo. Mereka diberi nama Hwarang dan bertugas melawan invasi dari dua kerajaan lain, Baekche dan Goguryeo, selama Era Tiga Kerajaan (57 SM – 668 M).
Korea terkenal memiliki ketrampilan bertempur sejak 5000 tahun yang lalu, dan pasukan Hwarang mengembangkan gaya bertarung yang unik di Kerajaan Shilla kuno.
Istilah Hwarang berarti “ksatria berbunga-bunga” yang melambangkan keindahan dan kelembutan para prajurit.
Berkat keberadaan Hwarang, penyatuan Tiga Kerajaan menjadi mungkin, dan pelatihan militer mereka didasarkan pada keterampilan akademik, bela diri, dan sosial. Mereka memiliki biksu sebagai mentor, dengan Wonkwang sebagai pemimpin mereka.
Para prajurit Hwarang berlatih di pegunungan dan lingkungan alam yang sulit dijangkau untuk mempersiapkan diri mereka dalam berperang di berbagai jenis medan.
Mereka mengembangkan keterampilan memanah, bertempur di darat, dan mengendarai kuda. Namun, setelah penyatuan tiga kerajaan, keberadaan Hwarang perlahan melemah, dan mereka kembali ke status bangsawan mereka.
Pendidikan Hwarang didasarkan pada lima prinsip moral yang diajarkan oleh biksu Wonkwang, yaitu kesetiaan pada negara, penghormatan kepada orang tua, kepercayaan dan ketulusan dalam persahabatan, keberanian dalam pertempuran, dan tidak membunuh tanpa alasan.
Mereka juga mempelajari seni, budaya, agama, pertempuran, seni bela diri, meditasi, pengembangan emosi, serta lagu, yang semuanya didasarkan pada konsep Yin dan Yang.
Versi Hwarang untuk perempuan disebut Hwanang, tetapi kelompok ini dengan cepat bubar karena perselisihan yang terus-menerus di antara para gadis. Pada abad ke-7, terdapat sekitar seratus kelompok Hwarang, tetapi hanya sedikit kelompok Hwanang.
Oleh karena itu, tampilan fisik sangat penting bagi Hwarang. Mereka mengenakan pakaian indah dan menggunakan riasan.
Bahkan, seorang anak laki-laki mungkin tidak dapat menjadi Hwarang jika tidak dianggap cukup tampan atau anggun. Selain itu, raja menekankan bahwa mereka tidak boleh digambarkan sebagai tentara, melainkan sebagai kelompok pejuang yang berpendidikan dan religius.
Salah satu Hwarang yang paling terkenal adalah Kim YuShin, yang bergabung dengan pasukan pada usia empat belas tahun dan kemudian menjadi pemimpin mereka.
Ia terkenal karena memberikan kontribusi penting dalam penyatuan Korea ketika ia bertugas sebagai jenderal di bawah Raja Muyeol dari Kerajaan Shilla.
Keterampilan tempur Hwarang terus dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi hingga saat ini. Saat ini, kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang keterampilan tempur mereka melalui Hwarang-do, sebuah seni bela diri modern yang terinspirasi oleh pasukan Hwarang.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"