KONTEKS.CO.ID – Stres adalah bagian dari kehidupan sehari-hari yang dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.
Selain dampaknya yang sudah diketahui terhadap kesejahteraan mental dan fisik, stres juga dapat berdampak buruk pada risiko terjadinya kanker.
Berikut ini adalah lima alasan mengapa stres dapat memicu pertumbuhan sel kanker.
Sistem Kekebalan yang Terpengaruh
Stres yang berkepanjangan dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Ketika tubuh berada dalam kondisi stres, terjadi pelepasan hormon kortisol yang berlebihan.
Hormon kortisol ini dapat menghambat fungsi normal sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan pertumbuhan sel kanker yang abnormal.
Peradangan Kronis
Stres dapat menyebabkan peradangan kronis dalam tubuh. Peradangan kronis yang berkelanjutan telah dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terkena kanker.
Ketika tubuh terus-menerus mengalami stres, respon peradangan tubuh menjadi tidak seimbang dan dapat memicu peradangan jangka panjang.
Peradangan kronis dapat merusak DNA dalam sel-sel tubuh, meningkatkan risiko mutasi genetik yang dapat menyebabkan kanker.
Kebiasaan Hidup yang Tidak Sehat
Stres sering kali mempengaruhi kebiasaan hidup seseorang. Dalam situasi stres, seseorang cenderung mencari kenyamanan dan pelampiasan, seperti mengonsumsi makanan tidak sehat, mengurangi aktivitas fisik, atau mengabaikan gaya hidup sehat.
Kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, atau penggunaan alkohol dan tembakau yang berlebihan, dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Gangguan Siklus Hormon
Stres dapat mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh. Hormon seperti estrogen dan testosteron memiliki peran penting dalam regulasi pertumbuhan sel dan fungsi organ-organ tertentu.
Gangguan pada keseimbangan hormon ini akibat stres dapat menyebabkan perubahan yang tidak normal dalam sel-sel tubuh, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko terjadinya pertumbuhan sel kanker.
Mekanisme Penghancuran DNA
Stres dapat mempengaruhi stabilitas dan integritas DNA dalam sel-sel tubuh. Selama periode stres, mekanisme yang melindungi DNA dari kerusakan menjadi terganggu.
Kerusakan DNA yang terjadi dapat memicu perubahan genetik yang tidak normal dan merusak kontrol pertumbuhan sel.
Jika kerusakan DNA tidak dapat diperbaiki dengan tepat, maka sel-sel yang terganggu tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.
Penting untuk diingat bahwa stres bukanlah satu-satunya faktor penyebab kanker, dan tidak semua orang yang mengalami stres akan mengembangkan kanker.
Namun demikian, penting bagi individu untuk mengelola stres dengan baik dan menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Menjalani pola hidup sehat, seperti mengatur pola makan yang seimbang, berolahraga secara teratur, tidur yang cukup, dan menggunakan teknik relaksasi, dapat membantu mengurangi risiko kanker yang terkait dengan stres.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"