KONTEKS.CO.ID – Bubur sumsum tradisi Malam Suro, salah satu makanan khas Indonesia yang sering hadir dalam perayaan malam tahun baru Jawa.
Malam Suro merupakan perayaan tahun baru Jawa yang jatuh pada tanggal 1 Muharram dalam penanggalan Hijriyah.
Bubur sumsum menjadi hidangan yang sangat populer dalam tradisi Malam Suro. Selain sebagai hidangan lezat, makanan ini juga memiliki makna kultural yang mendalam bagi masyarakat Jawa.
Sejarah Bubur Sumsum
Bubur ini memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Konon, hidangan ini telah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno dan terus berkembang seiring waktu.
Makanan ini biasanya turut serta dalam berbagai acara adat, seperti pernikahan, khitanan, dan perayaan Malam Suro.
Bahan-bahan dan Cara Pembuatan
Bubur sumsum terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan kelapa dan gula merah.
Proses pembuatannya melibatkan pengadukan yang konstan agar tekstur menjadi lembut dan lezat.
Setelah matang, penyajian hidangan dengan kuah gula merah. Ini sangat nikmat jika saat hangat.
Makna Kultural
Hidangan tradisi Malam Suro ini memiliki makna kultural yang dalam. Dalam budaya Jawa, makanan ini dianggap sebagai simbol keberuntungan, harapan, dan doa untuk masa depan yang lebih baik.
Bubur sumsum juga melambangkan kesucian dan kebersamaan dalam keluarga, karena proses pembuatannya yang membutuhkan kerja sama dan pengorbanan dari semua anggota keluarga.
Masyarakat Jawa merayakan Malam Suro dirayakan dengan penuh semangat. Selain menyajikan makanan ini, perayaan ini juga terdapat berbagai kegiatan spiritual dan budaya, seperti mengadakan ritual keagamaan, tahlilan, dan pentas seni tradisional.
Bubur sumsum menjadi hidangan yang menyatukan orang-orang dalam momen berbagi dan kebersamaan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"