KONTEKS.CO.ID – Menyusui langsung atau direct breastfeeding, merupakan praktik memberikan ASI secara langsung dari payudara ibu ke mulut bayi.
Para ahli telah menganjurkan praktik kesehatan direct breastfeeding sebagai metode yang paling optimal untuk memberi nutrisi pada bayi.
Meski tersedia pilihan lain seperti memberikan ASI melalui botol, namun menyusui langsung memiliki manfaat luar biasa untuk kesehatan ibu maupun bayi.
Menyusui langsung memiliki dampak positif pada kesehatan bayi. ASI memiliki komposisi nutrisi yang unik dan sangat sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
Manfaat Direct Breastfeeding
ASI mengandung berbagai nutrisi penting seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang membantu mendukung perkembangan otak, sistem pencernaan, serta sistem kekebalan bayi.
Mengonsumsi ASI secara langsung juga dapat membantu bayi menghindari masalah pencernaan seperti diare dan sakit perut.
Lebih dari sekadar nutrisi, menyusui langsung juga memiliki peran penting dalam membangun kedekatan emosional antara ibu dan bayi.
Kontak fisik yang terjalin selama proses menyusui langsung dapat meningkatkan ikatan antara keduanya.
Selain itu, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa bayi dengan menyusui langsung cenderung memiliki IQ yang lebih tinggi.
Bahkan memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap berbagai penyakit seperti asma, alergi, dan obesitas.
Selain untuk bayi, manfaat penting dari direct breastfeeding atau menyusui langsung adalah dampak positifnya terhadap kesehatan ibu.
Selama proses menyusui langsung, tubuh ibu akan mengeluarkan hormon oksitosin yang membantu merangsang kontraksi rahim, membantu mengembalikannya ke ukuran semula setelah proses persalinan.
Tidak hanya itu, praktik menyusui langsung juga berkaitan dengan penurunan risiko kanker payudara setelah melahirkan.
Hal ini merupakan berita baik bagi para ibu, karena selain memberi nutrisi kepada bayi, mereka juga mendapatkan manfaat kesehatan yang signifikan.
Namun, di lain sisi menyusui langsung juga memiliki tantangan tersendiri sebab ibu mungkin mengalami ketidaknyamanan fisik.
Terkadang ada rasa khawatir jumlah ASI yang tidak cukup dan risiko bayi bingung puting, yang membuatnya sulit untuk mengisap ASI.
Namun, sebagian besar ibu dan bayi memiliki naluri alami untuk menjalani proses ini dengan baik.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"