KONTEKS.CO.ID – Cokelat yang manis, biasa diberikan cat parents untuk kucing mereka.
Walaupun rasanya enak, ternyata masih banyak cat parents yang masih belum menyadari bahaya cokelat untuk kucing.
Lantas, apakah benar jika cokelat berbahaya untuk kucing? Berikut penjelasannya.
Apakah Cokelat Berbahaya untuk Kucing?
Bahan-bahan yang memberikan kenikmatan kepada manusia dari cokelat, ternyata sangat berbahaya bagi anjing dan kucing.
Melansir dari Halodoc, makanan ini mengandung sedikit kafein dan senyawa theobromine dalam jumlah besar.
Senyawa-senyawa tersebut yang dapat membuat hewan peliharaan keracunan, bernama Metilxantin.
Jenis cokelat yang lebih gelap dan mengandung lebih banyak kakao, adalah yang paling berbahaya, bahkan dalam jumlah yang kecil.
Oleh karena itu, tidak peduli jenis cokelatnya apa, entah dark cokelat, cokelat susu, maupun cokelat putih, pemberian cokelat pada kucing tidak dianjurkan.
Tanda-tanda Keracunan
- Nafsu makan menurun.
- Haus dan sering minum.
- Sering buang air kecil.
- Muntah.
- Diare.
- Denyut jantung yang lebih cepat.
- Kegelisahan.
- Nafas terengah-engah.
- Tremor pada otot.
- Kejang.
- Koma.
Gejala-gejala ini dapat berkembang dengan cepat.
Biasanya reaksi tersebut dapat muncul 6 – 12 jam setelah konsumsi cokelat.
Jika Anda menemukan hewan peliharaan Anda baru saja memakan cokelat, segera konsultasikan dengan dokter hewan.
Langkah-langkah Penanganan
Jika keracunan cokelat, lebih baik segera bawa ke dokter hewan terdekat.
Siapkan data-data seperti:
- Kapan kucing memakan cokelat?
- Merk dan jenis cokelat?
- Berapa banyak cokelat yang terkonsumsi?
- Gejala apa saja yang muncul?
Kecuali jika atas arahan dokter hewan, lebih baik menyerahkan penanganan pada para profesional dan jangan pernah mencoba menggunakan hidrogen peroksida untuk memaksa kucing muntah. Ini bisa menyebabkan gastritis atau peradangan parah pada dinding lambung kucing.
Tindakan Dokter Hewan
Langkah awal adalah dengan mengeluarkan sebanyak mungkin racun yang ada di lambung .
Membuat muntah sangatlah sulit, bahkan dengan menggunakan obat-obatan yang tersedia di klinik dokter hewan.
Jika dokter tidak berhasil memancing reaksi muntah dan tingkat keracunan sudah cukup serius, biasanya dokter memberikan arang aktif untuk mengikat racun pada kucing.
Selain itu, tindakan membilas lambung juga termasuk penanganan pada dokter hewan.
Semakin sedikit racun yang diserap, semakin kecil kemungkinan timbulnya efek samping yang serius.
Terapi cairan juga akan diberikan, untuk mendukung fungsi jantung dan tekanan darah, sekaligus membantu tubuh kucing membuang racun dengan lebih cepat.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"