KONTEKS.CO.ID – Gigi berlubang atau karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi yang umum terjadi pada berbagai usia.
Meskipun sering diidentikkan dengan anak-anak, karies gigi dapat mempengaruhi semua orang, termasuk orang dewasa dan lanjut usia.
Kondisi ini terjadi ketika lapisan keras gigi, yaitu enamel, mengalami erosi dan membentuk lubang di permukaan gigi.
Ini adalah masalah serius yang, jika tidak segera Anda obati, dapat mengakibatkan rasa sakit, kerusakan gigi yang parah, bahkan kehilangan gigi.
Artikel ini akan membahas pengertian gigi berlubang, penyebab, faktor risiko, gejala, dan metode diagnosis.
Penyebab Gigi Berlubang
Karies gigi awalnya muncul plak di permukaan gigi. Plak adalah lapisan lengket yang terbentuk oleh bakteri dalam mulut, sisa makanan, dan air liur.
Bakteri dalam plak mengubah sisa makanan yang mengandung gula menjadi asam.
Asam ini kemudian merusak lapisan enamel gigi, membentuk lubang kecil yang akan semakin membesar jika tidak Anda obati.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gigi berlubang meliputi:
1. Kurangnya kebersihan mulut
Tidak membersihkan gigi secara rutin dapat memungkinkan plak menumpuk dan menyebabkan karies.
2. Makanan dan minuman berisiko
Konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, terutama makanan klebrig dan manis, sehingga dapat meningkatkan risiko gigi berlubang.
3. Kurangnya fluoride
Selanjutnya fluoride atau mineral yang membantu melindungi enamel gigi dari kerusakan. Sehingga kurangnya fluoride dapat membuat gigi lebih rentan terhadap karies.
4. Sering ngemil
Kemudian sering makan di antara waktu makan utama dapat meningkatkan risiko karena bakteri memiliki lebih banyak waktu untuk menghasilkan asam.
5. Kondisi medis tertentu
Mulut kering (xerostomia), gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia, serta refluks asam lambung dapat memicu karies.
6. Usia
Semakin tua, email gigi mungkin menjadi lebih tipis, meningkatkan risiko karies.
7. Ketidakseimbangan pH mulut
Selanjutnya apabila mulut terasa asam lebih cenderung merusak enamel gigi.
8. Kualitas air minum
Selain itu, air minum yang tidak mengandung fluoride dapat mempengaruhi kesehatan gigi.
9. Kurangnya perawatan gigi
Tidak menjalani pemeriksaan gigi secara teratur dan tidak menjaga kebersihan gigi dapat meningkatkan risiko karies.
Gejala Gigi Berlubang
Tanda dan gejala gigi berlubang dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi lubang.
Pada awalnya, lubang mungkin tidak menimbulkan gejala, tetapi seiring waktu gejala-gejala berikut dapat muncul:
a. Sakit gigi: Sakit bisa menjadi tanda bahwa lubang telah mencapai lapisan sensitif gigi.
b. Sensitivitas: Gigi mungkin menjadi sensitif terhadap makanan atau minuman panas, dingin, atau manis.
c. Nyeri saat mengunyah: Mengunyah bisa menjadi menyakitkan terutama jika lubang berada di area yang terlibat dalam mengunyah.
d. Noda pada gigi: Lubang dapat menyebabkan noda coklat atau putih pada permukaan gigi.
e. Lubang terlihat: Lubang yang cukup besar dapat terlihat dengan mata telanjang.
f. Nyeri spontan: Terkadang, gigi yang berlubang dapat merasakan nyeri tanpa rangsangan apa pun.
Diagnosis Gigi Berlubang
Dokter gigi akan mendiagnosis gigi berlubang melalui pemeriksaan visual dan tanya jawab dengan pasien.
Mereka dapat menggunakan alat khusus untuk memeriksa lubang atau kerusakan pada gigi.
Rontgen gigi juga dapat membantu dokter gigi melihat tingkat kerusakan yang tidak terlihat secara visual.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter gigi dapat menentukan jenis dan tingkat keparahannya serta merencanakan perawatan yang sesuai.
Penting untuk menjalani pemeriksaan gigi secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter gigi jika mengalami gejala seperti sensitivitas atau nyeri pada gigi.
Sehingga dengan perawatan yang tepat, gigi berlubang dapat diatasi dan kesehatan gigi dapat dipertahankan dengan baik.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"