KONTEKS.CO.ID — Kanker tulang terjadi ketika sel-sel yang abnormal tumbuh secara tidak terkendali pada tulang. Penyakit ini akan berkembang dalam sistem kerangka dan menghancurkan jaringan di dalamnya. Ketika sudah semakin parah, kanker tulang juga dapat menyebar ke organ yang jauh, seperti paru-paru.
Perlu diketahui bahwa kanker tulang terbagi menjadi dua jenis, yakni primer dan sekunder. Pada kanker tulang primer, kanker akan berkembang dalam sel-sel tulang. Sementara itu, kanker tulang sekunder terjadi ketika kanker yang berkembang di tempat lain menyebar, atau bermetastasis, ke tulang.
Sayangnya, hingga saat ini penyebab penyakit tersebut masih belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker tulang. Penasaran apa saja? Yuk, ketahui penjelasannya di sini seperti disarikan dari berbagai sumber!
Beberapa Hal yang Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Tulang
Salah satu hal yang dapat meningkatkan risiko kanker tulang adalah faktor genetika (keturunan). Sebab, ada beberapa sindrom genetik langka tertentu yang diturunkan melalui keluarga dapat meningkatkan risiko kanker tulang. Contohnya adalah sindrom Li-Fraumeni.
Di samping itu, orang yang mengidap penyakit peradangan jangka panjang, seperti penyakit Paget, juga mungkin berisiko sedikit lebih tinggi terkena kanker tulang di kemudian hari. Tak hanya itu, terapi radiasi untuk mengatasi kanker juga diduga dapat meningkatkan risiko kanker tulang di masa depan.
Namun, belum jelas mengapa satu orang dapat terkena kanker tulang sementara orang lain tidak. Tak hanya karena keturunan, terdapat juga beberapa faktor risiko kanker tulang lainnya, yaitu:
- Berusia di bawah 20 tahun.
- Pernah melakukan transplantasi sumsum tulang sebelumnya.
- Memiliki kerabat dekat yang mengidap kanker tulang.
- Mengidap retinoblastoma herediter, sejenis kanker mata yang paling umum berkembang pada anak-anak.
- Pernah menjalani transplantasi sumsum tulang. Dalam beberapa kasus, transplantasi sumsum tulang telah dikaitkan dengan perkembangan osteosarcoma.
Waspada Gejala Kanker Tulang
Gejala pertama yang dirasakan pengidap kanker tulang adalah rasa sakit yang terus-menerus dan mengganggu di daerah yang terkena. Seiring waktu, rasa sakit bertambah buruk. Bagi sebagian orang, rasa sakitnya tidak bisa diungkapkan.
Seseorang yang mengalami nyeri ini mungkin tidak mengunjungi dokter selama beberapa bulan. Selain itu, perkembangan rasa sakit dengan sarkoma Ewing cenderung lebih cepat dari pada kebanyakan kanker tulang lainnya.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Pembengkakan di daerah yang terkena.
- Tulang menjadi lemah yang mengarah pada risiko patah tulang yang jauh lebih tinggi.
- Penurunan berat badan yang tidak direncanakan.
- Adanya benjolan di daerah yang terkena.
- Meskipun jarang terjadi, tetapi seseorang dengan kanker tulang mungkin juga mengalami demam, kedinginan, dan berkeringat pada malam.
Bisakah Kanker Tulang Dicegah?
Hingga saat ini tidak ada cara yang benar-benar efektif untuk mencegah kanker tulang. Sebab, faktor risiko utama dari kanker tulang berkaitan dengan genetika, usia, hingga kondisi medis tertentu. Oleh sebab itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin tentunya perlu dilakukan untuk membantu deteksi kanker tulang lebih dini.
Layaknya jenis kanker pada umumnya, semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi juga peluang kesembuhan. Selain itu, pastikan juga untuk senantiasa menerapkan pola hidup sehat seperti rutin berolahraga, hingga konsumsi makanan sehat bergizi seimbang.
Nah, itulah penjelasan mengenai beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko kanker tulang. Salah satu hal utama yang dapat meningkatkan risiko kanker tulang adalah faktor genetika (keturunan). Selain itu, kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit Paget juga dapat meningkatkan risikonya. ***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"