KONTEKS.CO.ID – Stigma negatif kerap kali menempel pada perempuan. Perempuan seolah dituntut menjadi pribadi tanpa cela. Salah satu banyak stigma negatif yang menjadi pembicaraan adalah stigma ibu yang memilih untuk tetap bekerja daripada di rumah menjadi ibu rumah tangga.
Stigma Negatif Tentang Ibu Bekerja
1. Tidak Memperhatikan Keluarga
Seringkali, orang menganggap ibu yang bekerja tidak memperhatikan keluarga mereka. Namun, ini adalah pandangan tidak benar.
Ibu yang bekerja dapat dengan baik menjalankan peran ibu dan istri mereka di luar jam kerja. Bahkan mereka bisa membagi waktu kapan mengurus keluarga dan mengurus pekerjaan luarnya. Selain itu, banyak dari mereka memilih bekerja dari rumah untuk tetap dapat mengurus rumah tangga.
2. Tidak Dapat Diandalkan
Prasangka bahwa ibu yang bekerja tidak kompeten dalam mengurus rumah tangga adalah stereotype yang tidak benar.
Perempuan yang bekerja juga memiliki kemampuan untuk mengurus rumah tangga, sama seperti ibu rumah tangga. Kemampuan dalam mengelola rumah tangga tidak tergantung pada status pekerjaan.
Selain itu ibu yang bekerja juga memiliki kreativitas dan manajemen untuk mengatur antara pekerjaan dan keluarga tanpa memprioritaskan salah satu.
3. Mementingkan Karier
Tidak semua ibu yang bekerja mengutamakan karier mereka di atas keluarga. Banyak yang bekerja untuk membantu mencukupi kebutuhan keluarga. Keputusan untuk bekerja biasanya dipertimbangkan bersama pasangan, dan kerja sama keluarga tetap diutamakan.
4. Malas Mengerjakan Pekerjaan Rumah
Seringkali, ibu yang bekerja dituduh malas dalam menjalankan tugas rumah tangga. Kenyataannya, mereka memiliki dua peran yang memerlukan dedikasi penuh.
Beberapa bahkan bangun lebih pagi untuk menyiapkan makanan keluarga sebelum berangkat bekerja. Selain itu, mengurus keluarga atau mengerjakan pekerjaan rumah tidak hanya tugas dan kewajiban ibu, namun kerjasama antara anggota keluarga.
5. Sulit Menjadi Ibu yang Baik
Stigma ini tidak berdasar. Banyak ibu yang bekerja dengan sukses membangun hubungan yang sehat dengan anak-anak mereka dan suami mereka.
Komunikasi dan kerja sama yang baik antara pasangan sangat penting untuk mengatasi tantangan menjadi ibu yang baik dan bekerja secara produktif.
Setiap keluarga memiliki dinamika dan kebutuhan yang berbeda, dan pilihan hidup ibu yang bekerja bukanlah pilihan yang salah. Bahkan ibu yang bekerja dapat menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga, dengan seimbang.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"