KONTEKS.CO.ID – Vaksinasi merupakan salah satu langkah penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyebaran penyakit yang berpotensi mematikan.
Salah satu vaksin yang penting untuk diberikan adalah vaksin Tdap, yang mencakup perlindungan dari tiga penyakit serius: tetanus, difteri, dan pertusis atau batuk rejan.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang vaksin Tdap dan mengapa kita membutuhkannya.
Apa itu Vaksin Tdap?
Tdap adalah singkatan dari tetanus (T), difteri (D), dan acellular pertussis (aP). Vaksin ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2005 untuk anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa.
Sebelum tahun itu, tidak ada vaksin pertusis yang direkomendasikan untuk usia di atas 6 tahun.
Penting untuk diingat bahwa Tdap berbeda dari vaksin DTaP (difteri, tetanus, dan acellular pertussis) yang diberikan kepada bayi dan anak-anak dalam lima dosis, dimulai sejak usia 2 bulan.
Tdap hanya diberikan kepada anak-anak di atas usia 7 tahun, dan vaksin ini bukanlah vaksinasi hidup.
Siapa yang Membutuhkan Vaksin Tdap?
Vaksin Tdap direkomendasikan untuk semua orang mulai dari usia 11 atau 12 tahun. Setelah itu, suntikan penguat (booster) diberikan secara berkala hingga usia dewasa.
Satu dosis vaksin Tdap direkomendasikan untuk:
- Anak usia 7 sampai 10 tahun yang tidak mendapatkan 5 dosis vaksin DTaP.
- Anak-anak usia 11 sampai 18 tahun.
- Ibu hamil, khususnya antara minggu ke-27 dan ke-36 kehamilan, untuk memberikan perlindungan kepada bayi yang akan lahir.
- Petugas kesehatan yang memiliki kontak langsung dengan pasien.
Risiko Efek Samping
Semua vaksin memiliki efek samping tertentu, namun kemungkinan besar efek samping vaksin Tdap tidak serius.
Perlu diingat bahwa risiko efek samping ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan bahaya yang ditimbulkan oleh tetanus, difteri, atau pertusis.
Beberapa efek samping ringan yang mungkin terjadi setelah vaksin Tdap meliputi:
- Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan.
- Demam ringan.
- Sakit kepala.
- Kelelahan.
- Masalah pencernaan.
- Sakit dan nyeri otot.
- Pembengkakan kelenjar.
Efek samping ini biasanya bersifat sementara dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Meskipun sangat jarang, efek samping yang lebih serius seperti pembengkakan lengan yang parah atau demam tinggi juga bisa terjadi.
Vaksin Tdap Selama Kehamilan
Penting untuk mencatat bahwa ibu hamil dapat menerima vaksin Tdap antara minggu ke-27 hingga ke-36 kehamilan. Ini bertujuan untuk mencegah penularan batuk rejan dari ibu ke bayi yang baru lahir.
Bayi yang terinfeksi pertussis memiliki risiko komplikasi yang serius dan mengancam jiwa. Menurut CDC, pemberian vaksin Tdap pada usia kehamilan tersebut adalah waktu yang optimal karena dapat meningkatkan respons antibodi ibu dan transfer antibodi pasif ke bayi.
Ini dapat mengurangi risiko bayi terkena batuk rejan, mengurangi rawat inap, dan kematian yang disebabkan oleh penyakit ini.
Di Mana Bisa Mendapatkan Vaksin Tdap?
Jika Anda ingin mendapatkan vaksin Tdap, Anda dapat menghubungi rumah sakit atau klinik vaksinasi terdekat.
Namun, sebaiknya Anda menanyakan ketersediaan vaksin Tdap terlebih dahulu kepada fasilitas pelayanan kesehatan yang Anda tuju, dan pastikan untuk membuat janji sebelum datang.
Secara keseluruhan, vaksin Tdap adalah langkah penting dalam melindungi diri dan masyarakat dari tiga penyakit serius ini.
Konsultasikan dengan profesional medis untuk informasi lebih lanjut tentang vaksin ini dan jadwal vaksinasi yang sesuai untuk Anda atau keluarga Anda.
Kesehatan adalah investasi berharga, dan vaksinasi adalah salah satu cara terbaik untuk menjaganya.
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"