KONTEKS.CO.ID – Peritonitis merupakan peradangan pada lapisan tipis dinding dalam perut (peritoneum). Lapisan tersebut berfungsi untuk melindungi organ di dalam rongga perut. Yuk, ketahui penyebab dan faktor terjadinya peritonitis di sini!
Peradangan ini biasanya terjadi akibat infeksi bakteri atau jamur. Selain itu, ada juga beberapa faktor yang bisa meningkatkan berkembangnya masalah kesehatan ini.
Penyebab Peritonitis
Hal yang menjadi penyebab peritonitis adalah infeksi. Bakteri dapat masuk ke lapisan perut karena adanya lubang pada organ di perut, seperti lambung dan usus besar.
Hal ini bisa terjadi bila usus besar kamu berlubang atau usus buntu pecah. Jarang sekali penyakit ini terjadi karena penyebab lain.
Berikut adalah beberapa penyebab umum lubang yang menyebabkan peritonitis
1. Prosedur medis
- Dialisis peritoneal merupakan pengobatan yang umum untuk gagal ginjal yang menggunakan tabung, juga disebut kateter. Infeksi dapat terjadi selama pengobatan tersebut karena ruang perawatan yang tidak bersih, kebersihan yang buruk, atau peralatan yang tercemar.
- Penyakit ini juga bisa terjadi setelah operasi pencernaan.
- Penggunaan selang makanan dapat menyebabkan lubang yang berakibat pada peradangan peritonium.
- Peradangan juga bisa terjadi setelah prosedur pengeluaran cairan dari perut, seperti pada kondisi asites pada penyakit liver.
- Dalam kasus yang jarang terjadi, hal ini bisa menjadi komplikasi dari pemeriksaan untuk memeriksa bagian dalam rektum dan usus besar, yaitu kolonoskopi.
- Penyakit ini juga bisa terjadi setelah prosedur pemeriksaan saluran pencernaan yaitu endoskopi. Ini juga jarang terjadi.
2. Usus buntu yang pecah, tukak lambung, atau lubang di usus besarÂ
Salah satu kondisi ini memungkinkan bakteri masuk ke peritoneum melalui lubang di saluran pencernaan kamu.
3. Pankreatitis Salah Satu Penyebab Peritonitis
Pankreatitis adalah peradangan pada kelenjar di perut yang disebut pankreas.
Bila kamu mengalami kondisi ini dan mengalami infeksi, bakteri dapat menyebar ke luar pankreas. Hal ini pun kemudian akan menyebabkan peritonitis.
4. DivertikulitisÂ
Infeksi pada kantong kecil yang menonjol di saluran pencernaan dapat menyebabkan peradangan peritoneum.
Hal ini bisa terjadi jika salah satu kantongnya pecah. Kantong yang pecah bisa menumpahkan limbah dari usus ke perut.
5. TraumaÂ
Cedera juga bisa menjadi penyebab peradangan ini. Hal ini memungkinkan bakteri atau bahan kimia dari bagian tubuh lain masuk ke peritoneum.
6. Komplikasi penyakit hati
Peritonitis juga bisa terjadi meskipun tidak ada lubang atau robekan pada perut.
Peradangan ini bernama peritonitis bakterial spontan. Ini biasanya merupakan komplikasi penyakit hati, seperti sirosis.
Sirosis stadium lanjut menyebabkan banyak penumpukan cairan di perut. Penumpukan cairan itu dapat menyebabkan infeksi bakteri.
Ketahui Faktor Risikonya
Berikut adalah beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami peradangan pada peritoneum adalah:
- Dialisis peritoneal. Peritonitis bisa terjadi pada orang yang mendapatkan pengobatan ini.
- Kondisi medis lainnya. Kondisi tertentu yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini, antara lain:
- Sirosis hati.
- Radang usus buntu.
- Sakit maag.
- Divertikulitis.
- Penyakit Crohn.
- Pankreatitis.
- Riwayat peritonitis. Sekali kamu mengalami peritonitis, risiko kamu untuk mengalaminya lagi mungkin lebih tinggi daripada orang yang tidak pernah mengalami peradangan ini.
Nah itu dia penyebab dan faktor terjadinya peritonitis. Jika kamu mengalami nyeri perut yang semakin terasa saat bergerak atau kamu tekan, perut kembung, sebaiknya periksakan diri ke dokter. Sebab, hal itu bisa menjadi gejala peradangan pada lapisan perut.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"