KONTEKS.CO.ID – Manfaat buah delima yang tumbuh dari pohon Punica granatum. Di dalam buah ini, terdapat banyak biji kecil berwarna merah.
Biji-biji ini terlapisi oleh daging buah yang berair dan berasa manis, tapi juga sedikit masam. Selain itu, biji delima bisa kamu makan bersama dengan daging buahnya atau kamu minum.
Selain enak, buah delima juga kabarnya dapat menurunkan risiko alzheimer. Tak hanya itu, masih ada sejumlah manfaat lain dari buah ini berkat sejumlah nutrisi penting untuk kesehatan tubuh.
Berbagai Kegunaan Delima untuk Kesehatan
Buah delima ukuran 282 gram mengandung sejumlah nutrisi penting. Misalnya protein, serat tinggi, mineral seperti kalsium, zat besi, magnesium, fosfor hingga kalium.
Menariknya lagi, buah delima juga kaya akan vitamin C dan folat (vitamin B9). Sayangnya, kandungan vitamin C pada buah delima akan hilang dalam bentuk jus.
Jadi, sebaiknya kamu mengonsumsi buah ini secara langsung, untuk mempertahankan nilai gizinya.
Berikut manfaat dari buah tropis ini:
1. Menurunkan tekanan darah
Konsumsi buah delima secara teratur mengurangi hipertensi dan mengatur tekanan darah sistolik. Untuk kamu yang mengidap hipertensi, ataupun punya riwayat keluarga dengan gangguan hipertensi, ada baiknya untuk menjadikan buah ini sebagai alternatif diet sehat.
2. Memiliki sifat antikanker
Ekstrak buah delima dapat mengurangi pertumbuhan sel kanker. Bahkan, memicu apoptosis atau kematian sel pada sel kanker. Hal ini dapat kamu simak dalam jurnal ilmiah berjudul Pomegranate for Prevention and Treatment of Cancer: An Update di Multidisciplinary Digital Publishing Institute.
Menurut studi tersebut, delima menunjukkan aktivitas antioksidan kuat ketimbang anggur merah dan teh hijau. Buah dengan biji-biji kecil ini juga kaya akan antosianin, ellagitanin, dan tanin.
Senyawa-senyawa tersebut memiliki sifat antiinflamasi, anti-proliferatif, dan anti-tumorigenik. Meski begitu, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut terkait khasiat buah delima dengan penyakit kanker.
3. Memiliki sifat antiinflamasi
Peradangan kronis dapat menyebabkan penyakit jantung dan obesitas. Buah ini dapat menurunkan aktivitas peradangan pada sistem pencernaan, serta pada sel kanker payudara dan kanker usus besar.
Kandungan antioksidan punicalagin dalam buah delima memiliki sifat antiinflamasi yang kuat. Hal tersebut dapat membantu mengurangi peradangan pada saluran pencernaan secara spesifik.
4. Mengobati radang sendi
Makanan sehat ini juga bermanfaat untuk kesehatan sendi. Contohnya pada kasus pembengkakan sendi pada pengidap radang sendi. Nah, ekstrak buah ini dapat mengobati radang sendi.
Termasuk juga menghambat enzim penyebab kerusakan sendi. Aktivitas tersebut dapat membantu mengobati osteoarthritis secara efektif.
5. Mencegah Penyakit Jantung
Jika kamu berisiko terkena penyakit jantung koroner, mencoba mengonsumsi jus buah delima dapat menjadi pilihan yang baik. Sebab, berdasarkan penelitian, mengonsumsi setidaknya 200 ml jus buah delima setiap hari selama 3 bulan dapat membantu mengurangi gejala iskemia akibat penyempitan pembuluh darah jantung.
Terlebih lagi, asam lemak punicic pada pada buah delima juga membantu melindungi kerusakan jantung. Terutama berkaitan dengan penumpukan lemak dan kolesterol. Minyaknya bisa mengurangi kadar trigliserida sehingga dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
6. Melawan infeksi bakteri dan jamur
Delima dapat melawan beberapa jenis bakteri berbahaya dan ragi Candida albicans. Itu sebabnya, konsumsi delima dapat menyehatkan mulut dan gusi, karena perannya dalam memerangi mikroorganisme berbahaya. Bahkan, delima efektif untuk menangani masalah gingivitis dan denture stomatitis (peradangan mukosa mulut).
7. Meningkatkan daya ingat
Penuaan, genetika, pola makan yang buruk, cedera otak, hingga kurang olahraga dapat menurunkan kinerja neuron. Ketika itu terjadi, neuron di area otak yang terlibat dalam pembelajaran dan memori, terutama hippocampus menjadi rusak dan mulai mati.
Nah, buah delima memiliki manfaat menurunkan risiko azheimer. Sebab, senyawa punicalagin dalam makanan ini terbukti mengurangi peradangan yang terkait dengan rheumatoid arthritis, parkinson, dan Alzheimer.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"