KONTEKS.CO.ID – Fakta makanan organik atau organic food adalah makanan yang segar atau yang sudah terproduksi dengan teknik pertanian organik.
Teknik ini tidak menggunakan bahan kimia seperti pestisida, pupuk, dan bahan organisme hasil rekayasa genetika.
Namun, bukan berarti makanan organik sepenuhnya tidak mengandung bahan kimia. Sebab, ada residu pestisida akan jauh lebih rendah ketimbang residu yang ada pada produk yang terbuat dari bahan kimia sintetis.
Melihat hal itu, apakah menjadikan makanan organik lebih sehat ketimbang dengan makanan non-organik?
Yuk, simak fakta-fakta terkait makanan organik terlebih dahulu!
Fakta Menarik Makanan Organik
Ini adalah beberapa fakta menarik mengenai makanan organik:
1. Makanan Organik Tidak Selalu Sehat
Kata ‘organik’ seringkali erat kaitannya dengan kata ‘sehat’. Namun, hal ini tidak selalu benar. Contohnya, kue kering dan permen batangan organik merupakan makanan yang tidak sehat karena mengandung banyak gula dan lemak.
Apabila pada label makanan tertulis ‘makanan organik’, artinya makanan tersebut tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya. Tapi, bukan berarti makanan ini bergizi.
Sebagai contoh lainnya, apabila kamu membeli daging organik, daging ini juga masih bisa terdapat lemak jenuh.
2. Makanan Organik Lebih Bernutrisi
Terdapat perbedaan yang signifikan dalam nutrisi antara makanan organik dan makanan konvensional. Sebuah penelitian menunjukan bahwa makanan organik mengandung lebih banyak nutrisi.
Misalnya, magnesium, kalsium, iron, dan fosfor, yang bermanfaat untuk sistem imun dan kesehatan.
Makanan organik juga memiliki antioksidan yang lebih tinggi dan kandungan senyawa fonetik yang dapat melawan efek radikal bebas dalam tubuh.
3. Baik untuk Kesehatan
Jika mengonsumsi makanan organik akan meminimalisir risiko kanker. Sebuah penelitian menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi makanan nonorganik berpotesni 62% risiko lebih tinggi untuk terkena kanker ketimbang mereka yang memakan makanan organik.
Penelitian lain menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan organik mengurangi risiko terkena penyakit parkinson, alzheimer, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis.
Selain brokoli, tomat organik juga mengandung lebih banyak nutrisi ketimbang tomat konvensional. Adapun, tomat organik dapat membantu untuk mengurangi gejala asma.
4. Makanan Organik Baik untuk Lingkungan
Teknik pertanian organik dapat mengurangi polusi, menghemat air, mengurangi erosi tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan menggunakan lebih sedikit energi.
Bertani tanpa menggunakan pestisida juga baik untuk burung dan hewan lainnya yang dekat dengan lahan pertanian.
5. Organik Tidak Sama dengan Natural
‘Alami’ dengan ‘organik’ merupakan dua hal yang berbeda. Biasanya, keterangan ‘alami’ pada label makanan berarti produk tersebut tidak mengandung pewarna, perasa, atau pengawet buatan.
Keterangan ‘alami’ pada label tidak ada hubungannya dengan metode atau bahan yang digunakan untuk menanam bahan makanan tersebut.
Perbedaan dalam Produksi Makanan Organik dan Non-Organik
Tentunya, terdapat perbedaan makanan organik dengan non organik. Berikut adalah perbedaannya.
- Pupuk yang dipakai. Pupuk untuk menanam makanan organik dengan yang non organik berbeda. Makanan organik menggunakan pupuk alami seperti pupuk kandang dan kompos. Sedangkan makanan non organik menggunakan pupuk sintetis atau bahan-bahan kimia.
- Pengendalian gulma. Gulma pada makanan organik dikendalikan secara alami, seperti rotasi tanaman, penyiangan dengan tangan, pemberian mulsa atau penutup tanaman untuk menjaga kelembaban tanah, atau dengan herbisida organik. Sedangkan pada makanan non organik, gulma menggunakan herbisida kimia.
- Pengendalian hama. Hama pada makanan organik menggunakan cara cara yang alami, seperti menggunakan buruh, serangga, dan perangkap. Selain itu, pestisida yang digunakan juga berasal dari alam. Sedangkan pada makanan non produk, hama menggunakan pestisida sintetis.
Itu tadi adalah fakta-fakta mengenai makanan organik. Semoga bermanfaat.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"