KONTEKS.CO.ID – Komedo atau jerawat komedonal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi pori-pori kulit tersumbat oleh minyak dan sel-sel kulit mati. Nah, agar dapat lebih memahaminya, yuk, ketahui apa saja jenis-jenis komedo, penyebab dan pengobatan.
Komedo sering muncul sebagai titik-titik hitam atau putih di kulit, terutama di area wajah, hidung, dan dagu.
Komedo terbagi menjadi beberapa jenis dengan penyebab yang bervariasi. Alhasil, pengobatan kondisi ini akan bergantung pada jenisnya.
Jenis-Jenis KomedoÂ
Ada beberapa jenis komedo yang bisa muncul di kulit, antara lain:
Jerawat komedonal menyebabkan banyak benjolan kecil yang terbentuk di dekat permukaan kulit. Jenis benjolan tersebut antara lain:
1. Komedo Putih atau Whiteheads
Jenis komedo ini memiliki nama lain sebagai komedo tertutup. Adapun, penyebab komedo putih adalah folikel rambut yang tersumbat sepenuhnya.
2. Komedo Hitam atau Blackheads
Juga disebut komedo terbuka di mana kondisi ini adalah hasil dari pengumpulan pigmen permukaan di pori-pori yang membentuk titik-titik gelap pada kulit. Beberapa orang salah mengira titik-titik ini sebagai kotoran.
3. Jenis-Jenis Komedo Makrokomedo
Merupakan jenis komedo tertutup yang berukuran lebih besar dari 2–3 milimeter.
4. Mikrokomedo
Mikrokomedo adalah jenis komedo yang sangat kecil dan biasanya tidak terlihat.
5. Komedo Matahari
Jenis komedo ini biasanya terjadi akibat kerusakan akibat sinar matahari dan terbentuk pada orang dewasa yang lebih tua, terutama di pipi.
Komedo pada dasarnya bersifat non-inflamasi (tidak memiliki peradangan). Lesi yang ada pada komedo juga biasanya tidak mengandung nanah atau bakteri penyebab jerawat. Kondisi ini juga biasanya tidak berwarna merah atau lembut saat kamu sentuh.
Jerawat komedonal juga berbeda dengan jenis jerawat lainnya karena lesinya cenderung kecil. Bentuk jerawat nodular dan nodulokistik, misalnya, dapat menyebabkan terbentuknya lesi yang lebih besar, lunak, dan berisi cairan.
Penyebab Komedo
Secara umum, penyebab komedo terbentuk ketika minyak berlebih dan sel kulit mati menghalangi kelenjar penghasil minyak di kulit. Kondisi ini menyebabkan pori-pori yang terkena menonjol keluar sehingga menimbulkan benjolan.
Beberapa faktor juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan komedo, yaitu:
- Adanya kontak yang keras dengan kulit, seperti akibat memencet jerawat, melakukan chemical peeling, atau melakukan eksfoliasi secara kasar.
- Iritasi kulit akibat kontak dengan minyak, pewarna, dan produk serupa.
- Produksi testosteron berlebihan, yang dapat meningkatkan produksi minyak atau sebum kulit.
Selain itu, orang yang merokok lebih mungkin memiliki komedo. Bagi sebagian orang, faktor makanan, seperti terlalu banyak mengonsumsi susu atau gula, juga dapat memicu masalah ini.
Tak cuma komedo, konsumsi gula berlebih juga dapat memicu sejumlah masalah kulit lainnya.
Pengobatan Komedo
Pengobatan komedo melibatkan penyesuaian kebiasaan perawatan kulit, penggunaan krim atau gel obat, dan terkadang perubahan pola makan. Rutinitas perawatan kulit yang dirancang untuk mengurangi komedo mungkin melibatkan:
- Cuci muka dua kali sehari dengan sabun lembut dan air hangat untuk menghindari iritasi.
- Menghindari penggunaan produk perawatan kulit atau rambut, termasuk kosmetik, yang mengandung minyak
- Mengoleskan obat yang terjual bebas setiap hari.
Seseorang mungkin perlu menggunakan suatu obat setidaknya selama 8 minggu sebelum mereka dapat mengetahui apakah obat tersebut efektif. Obat yang efektif mungkin mengandung adapalene, asam azelaat, benzoil peroksida, asam glikolat hingga asam salisilat.
Jika jerawat komedonal tidak merespons pengobatan tersebut setelah beberapa bulan, orang tersebut mungkin perlu menemui dokter kulit, yang mungkin akan meresepkan obat topikal yang disebut retinoid.
Itulah penjelasan mengenai jenis-jenis, penyebab dan pengobatan komedo yang perlu kamu ketahui. Jika kamu atau anggota keluargamu ada yang memiliki komedo yang tak kunjung membaik, segeralah periksakan kondisi kulit.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"