KONTEKS.CO.ID – Debu dan suhu dingin sering menjadi biang keladi alergi dingin. Tanda-tanda yang sering muncul yaitu bersin-bersin, pilek, batuk sampai gatal-gatal pada kulit. Gejala tersebut bisa bertahan lama jika penyebab alergi tidak kamu atasi sampai tuntas.
Alergi dingin biasanya hilang dengan sendirinya ketika suhu normal. Sedangkan alergi debu ada banyak pemicunya, seperti bulu hewan, tungau, kecoa, jamur atau serbuk sari. Menghindari faktor tersebut bisa mengurangi gejala alergi.
Mengatasi Alergi Dingin dan Debu
Jika ternyata alergi dingin tidak kunjung membaik, pengidapnya bisa memeriksakan ke dokter untuk mendapatkankan penanganan yang tepat.
Obat-obatan seperti antihistamin dan omalizumab sering dokter rekomendasikan untuk mengurangi reaksi alergi.
Selain mengonsumsi obat, kamu juga perlu menghindari paparan dingin supaya gejala tidak bertambah parah.
Berikut cara untuk mencegah datangnya alergi:
- Konsumsi antihistamin sebelum terpapar dingin.
- Minum obat sesuai resep dokter
- Lindungi kulit dari perubahan suhu yang tiba-tiba. Misalnya, celupkan tangan ke air sebelum berenang untuk melihat reaksi kulit.
- Hindari minuman dan makanan dingin untuk mencegah tenggorokan membengkak.
Penanganan alergi juga mencakup konsumsi obat alergi. Tindakan lain yang perlu kamu lakukan, yaitu:
- Lapisi kasur dan bantal dengan sarung dari bahan tenun yang tahan debu. Kain tenun memiliki pori-pori yang rapat sehingga mencegah debu terserap ke bantal.
- Cuci semua sprai, selimut, sarung bantal dan boneka dalam air hangat untuk membunuh tungau debu dan menghilangkan alergen.
- Hindari menggunakan bedcover yang mudah menjebak debu dan sulit untuk kamu bersihkan
- Gunakan pel atau lap basah untuk membersihkan debu. Tujuannya untuk mencegah debu mengudara dan mengendap kembali.
- Bersihkan karpet dan furnitur berlapis kain dengan alat penyedot debu.
Penyebab Terjadinya Alergi
Alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat asing, dalam hal ini adalah debu dan suhu dingin.
Imun tubuh kemudian menghasilkan antibodi untuk melindungi dari paparan zat asing.
Ketika alergi muncul, antibodi akan mengenalinya sebagai sesuatu yang berbahaya.
Alhasil, timbul gejala alergi sebagai respon dari proses tersebut. Genetik, kulit sensitif dan kondisi medis adalah sejumlah faktor pemicu terjadinya alergi.
Bahaya Alergi Dingin dan Debu
Kedua jenis alergi ini jarang berujung serius jika mendapat penanganan yang baik.
Namun, kamu tetap perlu mengetahui risiko terburuknya untuk berjaga-jaga.
Reaksi parah alergi dingin bisa terjadi saat berenang di air dingin akibat seluruh tubuh terekspos oleh suhu dingin.
Pada alergi debu, risiko komplikasinya mencakup:
- Peradangan pada jaringan di saluran hidung karena tersumbat oleh allergen.
- Memburuknya gejala asma.
Sedangkan pada alergi dingin, yang perlu kamu waspadai yaitu:
- Reaksi kulit seperti ruam, bengkak, kemerahan, dan gatal-gatal pada kulit yang dapat sangat mengganggu dan tidak nyaman.
- Beberapa orang dengan alergi dingin dapat mengalami reaksi sistemik yang lebih serius seperti pusing, pingsan, atau sulit bernapas. Kondisi ini kerap disebut sebagai urtikaria dingin sistemik dan membutuhkann perhatian medis segera.
Apabila alergi yang kamu idap sering kambuh, ada baiknya berdiskusi dengan dokter untuk mencari tahu akar penyebabnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"