KONTEKS.CO.ID – Apakah kamu merasa hidup seperti berjalan di atas autopilot? Di tengah dunia yang terus bergerak cepat dan penuh tekanan, konsep gaya hidup “slow living” muncul sebagai obat untuk mengatasi perasaan cemas dan kelelahan yang seringkali menghantui kehidupan sehari-hari kita.
Melansir dari TheHealthy, gaya hidup “slow living” menjadi populer karena tingkat kelelahan yang tinggi yang dialami oleh banyak orang, terutama di Amerika.
Berdasarkan laporan Asosiasi Psikologi Amerika, sekitar 79% orang mengalami tingkat kelelahan yang tinggi di tempat kerja. Tekanan untuk tetap produktif dan selalu siap sedia menjadi salah satu penyebab utama kelelahan ini.
Namun, kelelahan bukan hanya terbatas pada pekerjaan. Kita juga merasa lelah dengan dunia dating online, banjir informasi dari berita, dan banyak dari kita mengalami kesulitan mengambil keputusan sehari-hari.
Apa Itu Gaya Hidup “Slow Living”
Gaya hidup ini menekankan pentingnya melambatkan segala sesuatu. Ini adalah tentang membuat pilihan yang lebih sadar dalam cara kita menggunakan waktu kita.
Serta, menahan diri dari tekanan konsumsi cepat yang seringkali mendominasi kehidupan modern.
Pendekatan ini mengajak kita untuk lebih fokus pada perawatan diri, istirahat dan bersyukur atas apa yang kita miliki. Termasuk, kesadaran akan tindakan dan pikiran kita, serta untuk menemukan kembali kendali dalam hidup kita.
Manfaat
Manfaat dari “slow living” adalah lebih baiknya kesehatan mental dan fisik. Amerika mungkin memuja gaya hidup yang cepat dan penuh prestasi, tetapi pola hidup ini seringkali merugikan kesehatan kita.
Stres kronis, yang merupakan efek samping dari hidup yang terlalu sibuk, telah terkait dengan berbagai masalah kesehatan, mulai dari tekanan darah tinggi hingga masalah tidur dan kondisi kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Cara Menerapkan
Mengadopsi gaya hidup “slow living” dimulai dengan menyadari bahwa waktu adalah sumber daya yang paling berharga. Ini tidak berarti kamu harus mengubah segalanya secara drastis.
Sebaliknya, kamu dapat memulainya dengan secara perlahan. Cobalah untuk mengalokasikan waktu untuk diri sendiri selama beberapa detik sepanjang hari, berhenti sejenak dari teknologi, dan fokus pada saat ini.
Dengan waktu pribadi yang lebih banyak, kamu dapat membangun kebiasaan untuk menetapkan batasan dan memahami bagaimana menjalankannya secara konsisten.
Selain itu, kamu dapat mencoba beberapa kebiasaan sederhana, seperti bernapas dengan penuh kesadaran, menghabiskan waktu di alam, mengurangi waktu terpaku pada layar gadget, melambat saat makan, dan memprioritaskan perawatan diri.
Dengan langkah-langkah ini, kamu dapat mulai menjalani gaya hidup “slow living” dan menemukan kembali kualitas dalam hidup kamu.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"