KONTEKS.CO.ID – Ciri sikap apatis. Sikap ini adalah sikap kurangnya minat, perhatian, atau emosi terhadap suatu hal. Orang yang apatis cenderung tidak peduli atau tidak memiliki motivasi untuk terlibat dalam situasi atau masalah tertentu.
Sebenarnya, apatis adalah kondisi yang normal jika terjadi pada waktu tertentu saja. Akan tetapi, apabila terjadi secara terus-menerus, seseorang perlu segera mendapatkan penanganan dari ahli kejiwaan.
Bukan tanpa alasan, ini karena apatis bisa menjadi salah satu dari beberapa gejala masalah kesehatan mental yang serius dan berbahaya seperti depresi.
Selain itu, sikap ini juga dapat menunjukkan masalah dari masalah kesehatan fisik yang memengaruhi kerja dan fungsi otak.
Penyebab Ciri Orang Apatis
Apatis bisa terjadi karena banyak hal, sering kali karena tidak lagi percaya kepada orang lain.
Ini karena seseorang terlalu sering kecewa atau dibohongi sehingga kehilangan rasa percaya.
Selain itu, apatis juga bisa terjadi karena tekanan emosional.
Misalnya, seseorang yang kerap mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari orang lain, entah dari keluarga seperti kekerasan fisik hingga dari teman seperti perundungan.
Kurangnya rasa percaya diri juga bisa menyebabkan munculnya sikap tidak acuh atau tidak peduli pada seseorang.
Ini karena tidak adanya penghargaan pada diri mereka dari orang lain.
Tak ketinggalan, kurang mendapatkan kasih sayang yang turut memicu munculnya sikap ini pada seseorang.
Ciri Orang Apatis
Salah satu ciri orang apatis misalnya kurang peduli dengan orang lain. Seseorang yang mengalami kondisi ini, bisa jadi menunjukkan tanda seperti sudah tidak peduli terhadap hobi, minat, dan berbagai kegiatan lainnya yang bisa membuat dirinya senang.
Bahkan, mereka yang mengalaminya juga bisa jadi berhenti peduli pada hubungan yang penting untuk dirinya.
Selain itu, berikut beberapa ciri apatis lainnya yang perlu kamu ketahui:
- Kurang tertarik untuk mempertahankan hubungan atau menghabiskan waktu dengan orang lain.
- Kurang memberikan respon pada peristiwa dan perubahan hidup yang terjadi, baik positif maupun negatif.
- Kerap mengalami kelelahan dan perasaan seperti kehabisan energi.
- Sulit untuk fokus, mempertahankan atau menyelesaikan suatu tugas.
- Kurangnya motivasi untuk mencapai tujuan dan membuat perubahan dalam hidup.
Cara Mengatasi Sikap Apatis
Guna membantu mengatasi sikap tidak peduli, psikolog atau psikiater akan melakukan identifikasi terkait penyebab yang mendasarinya.
Diagnosis yang tepat akan membantu memudahkan ahli memberikan pilihan pengobatan yang sesuai, termasuk:
1. Terapi
Sikap ini dapat terjadi oleh stres, peristiwa traumatik, hingga kondisi kesehatan mental. Psikoterapi atau terapi bicara dapat membantu mengatasi berbagai penyebab ini.
Psikolog atau psikiater akan mendengar keluhan atau perasaan yang sedang pengidap alami.
Setelah itu, ahli akan mengajarkan berbagai teknik baru untuk mengubah cara berpikir dan memproses perasaan maupun perilaku tertentu.
Cara ini dapat membantu menurunkan sikap ini secara perlahan.
2. Pengobatan
Hingga saat ini, belum ada obat khusus yang bisa menyembuhkan kondisi ini.
Meski begitu, dokter dapat memberikan beberapa obat untuk mengatasi penyebab utamanya, misalnya depresi.
Jenis obat tersebut antara lain:
- Antidepresan untuk membantu menyeimbangkan kadar neurotransmitter dan memperbaiki suasana hati, seperti SSRI.
- Obat antipsikotik untuk mengobati apatis yang terjadi karena skizofrenia.
- Inhibitor kolinesterase untuk mengobati apatis yang muncul karena demensia atau penyakit Alzheimer. Obat untuk meningkatkan aliran darah ke otak jika apatis terjadi karena stroke.
3. Perubahan kebiasaan dan gaya hidup
Mengubah kebiasaan dan gaya hidup sehari-hari juga dapat membantu mengurangi sikap apatis sekaligus memperbaiki suasana hati.
Beberapa caranya, yaitu:
- Rutin berolahraga.
- Ketahui sumber penyebab stres.
- Coba hobi baru.
- Ambil rehat dari media sosial.
- Hindari mengambil keputusan hingga merasa lebih baik.
Dengan mendapatkan penanganan yang tepat, sikap tidak peduli bisa sembuh dan tidak menimbulkan komplikasi berupa masalah kesehatan yang serius, baik fisik maupun kesehatan mental yang lain.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"