KONTEKS.CO.ID – Kebiasaan mencungkil hidung seringkali dianggap sebagai tindakan yang kurang pantas secara sosial. Meskipun sebagian orang mungkin merasa jijik ketika melihat orang lain melakukan hal ini, pada kenyataannya, hampir semua orang pernah melakukannya.
Namun, meski terkadang merupakan respons alami ketika tisu tidak tersedia, mencungkil hidung sebenarnya bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Kebanyakan orang melakukannya untuk membersihkan lendir kering, mengatasi rasa gatal, atau karena merasa nyaman. Boogers terbentuk saat lendir dan rambut kecil di dalam hidung menangkap debu, kotoran, dan partikel lainnya.
Namun, ketika kotoran hidung menumpuk, bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, dan kadang-kadang menghembuskan hidung ke tisu tidak cukup membersihkannya.
Bahaya Mencungkil Hidung
Meskipun terlihat sepele, mencungkil hidung sebenarnya membawa risiko kesehatan. Bahkan, tindakan ini dapat menyebabkan luka dan pendarahan di dalam hidung. Mengutip dari thehealthy, Dr. Irvin Sulapass, asisten profesor kedokteran olahraga dari Baylor College of Medicine, menjelaskan bahwa bakteri dari tangan dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan jika masuk ke hidung.
Selain itu, tindakan ini dapat menyebabkan penularan infeksi pada diri sendiri, yang seringkali terjadi pada penyakit seperti pilek.
Dalam kasus-kasus ekstrem, tindakan mencungkil hidung dapat menyebabkan terbentuknya lubang di septum hidung. Yaitu, jaringan tipis yang memisahkan lubang hidung. Kondisi ini menjadi peringatan akan bahaya kebiasaan ini.
Kesimpulan
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan risiko kesehatan, bahaya mencungkil hidung sebelum melakukan tindakan ini. Alternatifnya, gunakan tisu yang sudah disediakan untuk menghindari risiko terhadap kesehatan hidung.
Jika kamu merasa ada lendir yang sulit untuk dibersihkan, gunakan metode lembut seperti pelembap udara atau semprotan garam yang direkomendasikan oleh dokter.
Mencungkil hidung mungkin terlihat sepele, namun dampaknya pada kesehatan bisa jauh lebih serius dari yang kita kira.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"