KONTEKS.CO.ID – Viral di platform media sosial TikTok, ‘sindrom nasi goreng’ kembali menjadi perbincangan setelah memakan korban seorang mahasiswa berusia 25 tahun.
Kasus ini kemungkinan terjadi pada 2008, tapi kembali mencuat dan memeringatkan pentingnya menjaga kebersihan makanan. ‘Sindrom nasi goreng’ merujuk pada keracunan makanan yang tersebabkan oleh bakteri Bacillus cereus.
Bakteri ini muncul saat makanan yang termasak terlalu lama dibiarkan pada suhu ruangan. Pada kasus pria tersebut, makanan yang sudah termasak sebelumnya sengaja berada di luar kulkas. Kemudian kembali termasak, dan akhirnya selama lima hari terbiarkan pada suhu ruangan sebelum korban santap.
Walaupun kematian akibat bakteri ini jarang terjadi, Bacillus cereus dapat menimbulkan efek serius. Termasuk sejumlah penyakit pencernaan jika makanan tak tersimpan dengan benar.
Apa Itu ‘Sindrom Nasi Goreng’?
Bacillus cereus adalah bakteri umum yang bisa Anda temukan di lingkungan sekitar kita. Masalah terjadi ketika bakteri ini masuk ke dalam makanan tertentu yang termasak dan tidak Anda simpan dengan benar. Makanan bertepung seperti nasi dan pasta seringkali menjadi sumber utama infeksi.
Meskipun demikian, bakteri ini juga dapat memengaruhi jenis makanan lain, termasuk sayuran matang dan hidangan daging.
Bakteri ini dapat menghasilkan racun. Semakin lama makanan harus tersimpan pada suhu ruangan, semakin besar kemungkinan racun tumbuh.
Bacillus cereus menjadi perhatian karena memiliki trik yang tidak dimiliki bakteri lain, yaitu menghasilkan spora yang sangat tahan terhadap pemanasan.
Meskipun memanaskan makanan pada suhu tinggi dapat membunuh banyak jenis bakteri, Bacillus cereus yang terkontaminasi spora dapat tetap hidup.
Spora ini pada awalnya tidak aktif, tetapi jika terberi suhu dan kondisi yang tepat, mereka dapat tumbuh dan menghasilkan racun yang dapat membuat orang sakit.
Gejala Infeksi oleh Bacillus cereus
Gejala infeksi Bacillus cereus dapat mencakup diare dan muntah. Ada dua jenis infeksi Bacillus cereus, salah satunya biasanya disertai diare. Sedangkan yang lainnya tersebabkan oleh muntah.
Penyakit ini sering sembuh dalam beberapa hari, tapi orang yang rentan seperti anak-anak atau mereka dengan penyakit penyerta, mungkin memerlukan perawatan medis.
Bacillus cereus bukan penyebab penyakit pencernaan yang paling umum. Kuman lain seperti E. coli, Salmonella, dan Campylobacter, bersama dengan virus seperti norovirus, cenderung lebih umum terjadi.
Saran Ahli Mikrobiologi saat Menghangatkan Makanan
- Setelah memasak makanan, jika Anda ingin menyimpannya untuk makan di lain waktu, segera letakkan sisa makanan di dalam lemari es. Tanpa harus menunggu hingga makanan menjadi dingin!
- Bagilah porsi besar menjadi porsi yang lebih kecil saat menyimpan makanan di dalam lemari es. Hal ini akan membantu makanan menjadi lebih cepat dingin dan mengurangi waktu kontaminasi.
- Gunakan aturan dua jam atau empat jam sebagai panduan. Makanan yang telah diambil dari lemari es selama dua jam masih dianggap aman untuk kembali Anda konsumsi. Namun, jika telah lebih dari empat jam, sebaiknya makanan tersebut tidak terkonsumsi guna menghindari risiko infeksi.
Selain itu, prinsip umum kebersihan makanan juga harus terperhatikan. Seperti mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan, menggunakan peralatan bersih, dan menghindari kontaminasi antara makanan mentah dan matang.
Mengingat pentingnya menjaga kebersihan makanan, sangat tersarankan untuk selalu memahami cara menyimpan dan menghangatkan makanan dengan benar untuk mencegah risiko keracunan makanan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"