KONTEKS.CO.ID – Efek narkoba yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan obat terlarang. Awalnya, obat-obatan tertentu ini sebagai kebutuhan medis.
Sebab, obat-obatan tersebut memberikan manfaat jika menggunakannya sesuai prosedur medis.
Penyalahgunaannya menyebabkan efek narkoba, seperti ketergantungan serta bahaya kesehatan lainnya. Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis.
Efek narkoba dapat menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, dan daya rangsang. Hal yang membahayakan dari penggunaan narkoba di luar prosedur medis, yakni dapat menimbulkan kecanduan.
Nah, mau tahu apa saja efek narkoba yang perlu diwaspadai? Melansir sejumlah sumber, berikut ulasan selengkapnya!
Efek Narkoba pada Kesehatan Fisik dan Mental
Apa pun jenisnya, penyalahgunaan narkoba adalah hal yang perlu kamu hindari karena bisa memberikan dampak buruk untuk kesehatan. Nah, berikut beberapa dampaknya yang perlu kamu waspadai.
1. Penurunan fungsi otak dan gangguan mental
Menurut jurnal ilmiah berjudul Cognitive function during early abstinence from opioid dependence: a comparison to age, gender, and verbal intelligence matched controls di BMC Psychiatry, narkoba memiliki dampak yang merusak pada fungsi otak dan kesehatan mental seseorang.
Zat-zat narkotika yang masuk ke dalam tubuh dapat mempengaruhi neurotransmiter di otak, mengganggu komunikasi yang normal antara sel-sel saraf.
Inilah yang menyebabkan berbagai efek narkoba, salah satunya gangguan mental. Misalnya seperti depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar. Selain itu, penggunaan narkoba jangka panjang dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, mengganggu kemampuan belajar dan berpikir jernih.
2. Kerusakan fisik pada tubuh
Akibat narkoba jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fisik yang serius pada tubuh. Misalnya, penggunaan narkoba seperti heroin atau kokain dapat menyebabkan kerusakan organ dalam, seperti hati, ginjal, dan paru-paru.
Efek narkoba juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, gangguan pernapasan, serta menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
3. Kecanduan dan gangguan perilaku
Salah satu dampak serius akibat penggunaan narkoba adalah ketagihan. Zat-zat narkotika dapat menyebabkan perubahan kimia dalam otak yang membuat seseorang kecanduan dan sulit untuk berhenti menggunakannya.
Ketagihan ini mengarah pada gangguan perilaku, seperti perubahan kepribadian, kehilangan kontrol diri, dan peningkatan risiko terlibat dalam perilaku kriminal.
4. Efek Narkoba Dampak sosial dan ekonomi
Penggunaan narkoba tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, efek narkoba juga memiliki konsekuensi pada sosial dan ekonomi yang serius. Akibat penggunaan narkoba dapat merusak hubungan personal, menyebabkan isolasi sosial, dan mengganggu stabilitas keluarga.
Selain itu, biaya pengobatan dan rehabilitasi bagi individu yang terjerat narkoba dapat memberikan beban ekonomi yang besar diri sendiri dan keluarga. Bila perilaku ini terjadi massal, bukan tak mungkin ini menjadi gangguan keamanan dan finansial masyarakat dan negara.
5. Risiko overdosis dan kematian
Overdosis narkoba adalah risiko yang nyata bagi para pengguna narkoba. Menurut jurnal ilmiah berjudul Causes of death among people who used illicit opioids in England, 2001–18: a matched cohort study, dalam The Lancet Public Health, peningkatan toleransi terhadap narkoba membuat penggunanya harus menggunakan dosis yang lebih tinggi.
Tujuannya untuk mencapai efek yang sama, tapi hal ini berisiko meningkatkan risiko overdosis.
Overdosis narkoba dapat menyebabkan kerusakan organ yang parah, kegagalan pernapasan, bahkan kematian. Selain itu, kombinasi zat-zat yang tidak terkontrol dalam narkoba ilegal juga meningkatkan risiko overdosis yang tidak terduga.
6. Efek Narkoba Kerusakan ginjal
Efek narkoba bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal, khususnya kokain dan ekstasi. Melansir dari jurnal Cureus dengan judul Cocaine Hurts Your Kidneys Too: A Rare Case of Acute Interstitial Nephritis Caused by Cocaine Abuse, hal ini karena toksisitas kokain yang dapat menyebabkan cedera ginjal akut.
Tidak hanya itu, efek pemakaian narkoba jenis kokain terutama penggunaan berat dan kronis, dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otot dan memasuki aliran darah. Kondisi inilah yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
7. Risiko gagal jantung
Menurut studi di The American Journal of Medicine, berjudul The Impact of Substance Abuse on Heart Failure Hospitalizations, efek narkoba dapat meningkatkan risiko gagal jantung.
Gangguan penyalahgunaan narkoba merupakan sumber yang paling banyak menyebabkan orang berkunjung ke rumah sakit akibat mengalami gagal jantung.
Bukan itu saja, penggunaan kokain juga dapat meningkatkan gangguan irama jantung, penurunan aliran darah koroner, hingga berkurangnya diameter arteri koroner.
8. Meningkatkan infeksi penyakit menular
Efek narkoba dengan cara penyuntikan menyumbang 1 dari 10 kasus HIV. Selain itu, penggunaan narkoba suntikan juga menjadi faktor penyebaran hepatitis C.
Namun, penggunaan narkoba suntik bukan satu-satunya menjadi pemicu infeksi penyakit menular. Narkoba juga berisiko mendorong perilaku seksual berisiko, seperti melakukan hubungan intim tanpa kondom.
9. Gangguan gastrointestinal
Obat-obatan terlarang yang masuk ke dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal atau pencernaan. Ada berbagai masalah pencernaan yang bisa terjadi akibat narkoba, seperti:
- Mual.
- Sembelit kronis.
- Muntah.
- Sakit perut.
- GERD.
- Kerusakan kerongkongan.
Bahkan, penggunaan kokain dan metamfetamin dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal yang cukup parah, seperti vasospasme arteri mesenterika. Kondisi ini menyebabkan hilangnya suplai darah antara jantung dan sistem gastrointestinal.
Tentunya, kondisi ini yang tidak segera teratasi dapat menyebabkan kolitis iskemik dan kematian jaringan usus.
Orang dengan kecanduan narkoba memerlukan perawatan khusus supaya lepas dari kecanduannya.
10. Efek Narkoba Memicu psikosis
Dampak penggunaan narkoba juga bisa memicu psikosis, kondisi yang membuat pengidapnya sulit membedakan imajinasi dan kenyataan.
Seseorang yang mengalami kondisi ini bisa saja mengalami halusinasi. Seperti melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Meski begitu, sebagian besar kasus psikosis tidak ada hubungannya dengan penggunaan narkoba.
11. Berisiko memicu keinginan bunuh diri
Penggunaan narkoba bisa menyebabkan efek yang sangat tidak terduga terhadap suasana hati. Bahkan, efeknya bisa membuat penggunanya menjadi lebih impulsif.
Pada sebagian orang hal inilah yang bisa memicu keinginan ingin melakukan tindakan bunuh diri dalam jangka pendek atau panjang. Selain itu, efek narkoba juga bisa memperburuk masalah mental yang sudah ada pada diri pengidapnya. ***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"