KONTEKS.CO.ID – Elektrokardiogram (EKG) adalah tes medis yang merekam aktivitas listrik jantung. Dalam tes ini, dokter akan menempatkan elektroda pada kulit untuk merekam sinyal listrik saat jantung berdetak. Lalu apa manfaat Elektrokardiogram? Untuk lebih jelasnya, baca penjelasannya di bawah ini!
Nama lain grafik hasil rekaman adalah elektrokardiogram yang dapat memberikan informasi penting tentang ritme jantung, gangguan irama, dan kondisi kardiovaskular lainnya.
Manfaat dan Prosedur Elektrokardiogram
Elektrokardiogram (EKG) untuk mendiagnosis gangguan jantung, mengevaluasi risiko penyakit jantung, dan memantau respons terhadap pengobatan.
Fungsi EKG
Elektrokardiogram atau EKG sering digunakan bersamaan dengan tes lain untuk membantu mendiagnosis dan memantau kondisi yang mempengaruhi jantung.
Manfaat dan prosedur Elektrokardiogram ini untuk menyelidiki dan mendeteksi gejala masalah pada jantung. Contohnya seperti nyeri dada, peningkatan atau penurunan detak jantung secara tiba-tiba, pusing, dan sesak napas.
EKG dapat membantu mendeteksi:
- Aritmia, di mana jantung berdetak terlalu lambat, terlalu cepat, atau tidak teratur.
- Penyakit jantung koroner, yaitu saat suplai darah ke jantung terhambat atau terganggu oleh penumpukan zat lemak
- Serangan jantung, di mana suplai darah ke jantung tiba-tiba terhambat.
- Kardiomiopati, yaitu penebalan atau pembengkakan yang terjadi pada dinding jantung.
Serangkaian EKG juga dapat dilakukan secara berkala. Tujuannya memantau seseorang yang telah didiagnosis mengidap penyakit jantung atau sedang mengonsumsi obat yang berpotensi memengaruhi jantung.
Seseorang juga memerlukan EKG jika memiliki salah satu dari tanda dan gejala berikut ini:
- Nyeri dada.
- Pusing, sakit kepala ringan, atau kebingungan.
- Palpitasi jantung, yaitu sensasi detak jantung yang terasa lebih kuat, cepat, atau tidak teratur.
- Denyut nadi menjadi lebih cepat.
- Sesak napas.
- Kelemahan, kelelahan atau penurunan kemampuan berolahraga.
American Heart Association tidak merekomendasikan penggunaan elektrokardiogram untuk orang dewasa yang berisiko rendah dan tidak memiliki gejala.
Namun, jika memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga, dokter mungkin menyarankan elektrokardiogram sebagai tes skrining, meskipun pasien tidak memiliki gejala.
Cara Pemasangan EKG
Pemasangan EKG dapat dilakukan pada pasien rawat jalan atau sebagai bagian dari masa rawat inap di rumah sakit. Langkah-langkahnya akan berbeda, tergantung pada kondisi kesehatan yang mendasari. Berikut cara pemasangan EKG:
- Pertama-tama, tim medis akan meminta pasien untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian khusus.
- Selanjutnya, tim medis akan mencukur rambut di area pemasangan elektroda agar tambalannya menempel.
- Setelah siap, pasien akan diminta untuk berbaring di meja periksa atau tempat tidur. Di sini, pasien harus berada dalam keadaan rileks dan diam, sehingga tidak mengubah aktivitas listrik jantung yang normal.
- Selanjutnya, tim medis akan memasang elektroda di dada, lengan, dan kaki. Kemudian, kabel timah akan disambung atau dipasangkan ke elektroda.
- Terakhir, tim medis akan memasukkan informasi ke dalam monitor untuk memperoleh data dari pasien.
Prosedur EKG hanya membutuhkan waktu singkat, yakni berkisar 5-10 menit. Setelah informasinya sudah terkumpul, tim medis akan melepaskan kabel dan elektroda yang menempel pada kulit.
Setelah prosedur, pasien dapat kembali ke pola makan dan aktivitas normal, kecuali jika dokter memberitahu hal-hal pantangan. Segera periksakan diri jika mengalami tanda atau gejala apa pun yang, misalnya nyeri dada, sesak napas, pusing, atau pingsan.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"