KONTEKS.CO.ID – Sungai Mahakam, yang membelah wilayah Kalimantan Timur, adalah rumah bagi pesut Mahakam, sebuah spesies lumba-lumba air tawar endemik dari Indonesia.
Meskipun lumba-lumba ini menjadi ikon sungai terbesar di daerah ini, pesut jenis ini juga dapat ditemukan di beberapa tempat lain. Pesut jenis ini dapat ditemukan di perairan Danau Jempang di Kabupaten Kutai Barat, Danau Semayang, dan Danau Melintang di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Namun, keberadaan pesut di Sungai Mahakam semakin berkurang dan menjadi langka.
Ciri-Ciri Pesut Mahakam
Pesut Mahakam memiliki ciri-ciri fisik yang unik. Mereka memiliki kepala bulat dengan mata yang kecil, serta tubuh yang polos berwarna abu-abu dengan gradasi dari abu muda hingga tua.
Ukurannya berkisar antara 1,5 hingga 2,8 meter dengan berat badan antara 114 hingga 133 kilogram.
Sirip punggung mereka kecil dan bundar, terletak di belakang pertengahan punggung. Berbeda dengan spesies lumba-lumba lain, pesut langka ini tidak memiliki moncong.
Berkembang Biak
Kehidupan berkembang biak pesut jenis ini juga memiliki karakteristik unik. Musim kawin mereka berlangsung dari Desember hingga Juni.
Periode kehamilan betina hewan ini berlangsung selama 9-14 bulan, dan hanya satu anak dilahirkan setiap kali periode kehamilan berakhir, yang terjadi setiap 3 tahun sekali.
Ketika lahir, bayi pesut ini memiliki panjang sekitar 96 cm dan berat sekitar 12,3 kg.
Dalam tujuh bulan pertama kehidupan mereka, bayi pesut mengalami pertumbuhan panjang hingga 59 persen dan pertambahan berat badan hingga 266 persen.
Pesut Mahakam Hidup Berkoloni
Seperti lumba-lumba lainnya, pesut jenis ini hidup dalam kelompok. Setiap kelompok biasanya terdiri dari 3 hingga 6 individu.
Meskipun mereka hidup dalam kelompok, mereka juga dapat bersosialisasi dengan kelompok lain, menunjukkan tingkat kecerdasan yang cukup tinggi.
Potensi Wisata
Kehadiran pesut ini di Sungai Mahakam juga menjadi daya tarik wisata. Wisatawan dapat mengarungi Sungai Mahakam dengan menyewa kapal. Namun, jika beruntung mereka dapat menyaksikan pesut Mahakam yang melompat di permukaan sungai.
Keberadaan hewan ini juga menjadi salah satu indikator kualitas lingkungan hidup. Jika pesut jenis ini tiba-tiba menghilang, hal itu berarti sungai tersebut terjadi pendangkalan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"