KONTEKS.CO.ID – Konten kreator Fujianti Utami Putri, yang akrab disapa Fuji, mengungkap bahwa ia kini mengidap Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Pemahaman ini baru diterimanya dari seorang psikolog pada tahun 2022.
Mengenal ADHD
Namun, apa sebenarnya ADHD?
Menurut CDC, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum terjadi pada masa anak-anak.
Umumnya, penyakit ini pertama kali terdeteksi pada masa anak-anak dan cenderung berlanjut hingga dewasa.
Anak-anak yang mengalami ADHD sering mengalami kesulitan untuk duduk diam, konsentrasi yang kurang, dan kecenderungan untuk bertindak tanpa memikirkannya terlebih dahulu.
Meskipun penyebab ADHD belum diketahui secara pasti, beberapa faktor yang diduga memainkan peran dalam munculnya gangguan ini termasuk faktor genetik, ekologis, dan neurobiologis.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi ADHD, termasuk terapi perilaku, penggunaan obat-obatan, serta pendekatan pendidikan dan dukungan keluarga.
Terapi perilaku sering melibatkan pembelajaran keterampilan sosial, pengelolaan emosi, serta manajemen waktu dan tugas.
Berikut adalah beberapa gejala ADHD, seperti yang dilansir oleh KidsHealth:
Gejala ADHD
Mudah teralihkan perhatiannya
Individu dengan ADHD mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian, berkonsentrasi, dan menyelesaikan tugas.
Mereka mungkin tidak mendengarkan dengan baik, melewatkan detail penting, dan gagal menyelesaikan pekerjaan yang sudah dimulai.
Selain itu, mereka cenderung melamun, membuang waktu, tampak linglung, atau pelupa.
Hiperaktif
Anak-anak dengan ADHD cenderung hiperaktif, gelisah, dan mudah bosan. Kesulitan untuk duduk diam dan tetap tenang saat diperlukan.
Mereka dapat terburu-buru dalam melakukan tugas dan membuat kesalahan ceroboh, kadang tanpa disengaja mengganggu orang lain.
Impulsif
Individu dengan ADHD sering bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu. Mereka sering menyela, bersikap tergesa-gesa, dan sulit menunggu.
Tindakan impulsif mereka dapat melibatkan pengambilan keputusan tanpa izin, pengambilan barang yang bukan milik mereka, atau tindakan berisiko.
Selain itu, reaksi emosional mereka terkadang tampak berlebihan.
Untuk mengatasi ADHD, terdapat berbagai metode yang dapat digunakan. Terapi perilaku membantu individu mengembangkan keterampilan pengaturan diri, manajemen waktu, dan pola tidur yang teratur.
Pengobatan, seperti obat stimulan dan non-stimulan, dapat digunakan untuk mengendalikan gejala ADHD.
Selain itu, terapi bicara dapat membantu individu dalam berbicara tentang perasaan mereka dan membangun keterampilan koping yang sehat.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"