KONTEKS.CO.ID – Perayaan Imlek atau Tahun Baru China tidak akan lengkap tanpa adanya kue legendaris yaitu kue keranjang.
Kue Keranjang terbuat dari tepung ketan dan gula merah. Memiliki tekstur kenyal dan lengket seperti dodol.
Selain itu, Kue keranjang juga memiliki makna simbolis dan sejarah yang menarik.
Makna Kue Keranjang
Kue keranjang memiliki nama lain nian gao, yang berarti kue tahun. Kue ini melambangkan peningkatan dari tahun ke tahun dalam pekerjaan, bisnis, keluarga, dan pendidikan.
Hal ini karena kata ‘nian gao’ memiliki arti ‘semakin tinggi dari tahun ke tahun’.
Selain itu, kue keranjang juga bermakna kekeluargaan karena bentuknya yang berbentuk lingkaran, yang menunjukkan hubungan keluarga yang erat dan kuat.
Kue ini biasanya tersaji sebagai penganan camilan sehari-hari sampai Cap Go Meh, yaitu dua pekan setelah Tahun Baru Imlek.
Sejarah Kue Keranjang
Sejarah kue keranjang berkaitan dengan legenda Dewa Dapur, yang menurut kepercayaan tinggal di setiap rumah masyarakat Tionghoa sebagai persembahan licik kepada Dewa Dapur.
Menurut legenda, Dewa Dapur ini membuat laporan kepada Kaisar Giok setiap tahun.
Untuk mencegah mereka mengejek rumah mereka, masyarakat menawarkan nian gao atau kue keranjang sebagai simbol tutup mulut.
Oleh karena itu, nian gao atau kue keranjang untuk persembahan sebelum tahun baru Imlek. Menurut cerita lain, nian gao atau kue keranjang muncul dari sekitar 2.500 tahun lalu.
Legenda menyebut setelah Wu Zixu, yang merupakan seorang jenderal dan politikus Kerajaan Wu meninggal, Raja Yue yang bernama Goujian menyerang ibu kota Wu.
Untuk menghormati jasa Wu Zixu, rakyat Wu membuat kue dari tepung ketan dan gula merah, dan menempelkannya di pintu rumah mereka.
Hal ini dimaksudkan agar tentara Yue tidak berani masuk dan mengganggu mereka, karena mereka mengira kue itu adalah daging Wu Zixu yang telah dikorbankan.
Cara Menyajikan Kue Keranjang
Kue keranjang umumnya berbentuk bulat seperti keranjang. Untuk menyajikannya, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan.
Pertama, melepas plastik pembungkus kue dengan cara mengoleskan air matang di seluruh bagian plastiknya dengan merata, lalu melepaskannya.
Kedua, memotong kue dengan bantuan orang lain. Yang satu potong, yang satunya lagi pegang bagian yang ingin dipotong sambil agak ditarik.
Alat potongnya juga harus dicelupkan ke air dan dilap setiap kali digunakan, agar tidak lengket.
Ketiga, menggoreng kue dengan sedikit minyak, atau memanggangnya di oven, sampai permukaannya kering dan renyah. Keempat, menikmati kue dengan taburan wijen, parutan kelapa, atau keju.
Itulah beberapa informasi tentang kue keranjang yang identik dengan perayaan Imlek. Kue ini tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Tionghoa.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Selamat merayakan Imlek, semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"