KONTEKS.CO.ID – Remaja merupakan masa yang rawan terhadap berbagai gangguan kesehatan mental. Salah satu penyebab utama adalah pola asuh orang tua.
Banyak orang tua tidak menyadari bahwa tekanan berlebihan atau perlindungan yang berlebihan dapat menyebabkan stres pada anak remaja, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan masalah mental.
Namun, pola asuh tidaklah satu-satunya faktor. Berikut faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental pada remaja antara lain
1. Krisis Identitas
Masa remaja sering kali menjadi masa pencarian jati diri, dan kesulitan dalam menemukan identitas bisa menjadi pemicu gangguan kesehatan mental.
2. Pengaruh Media Sosial
Persepsi yang tidak realistis dari media sosial dapat membuat remaja merasa tidak memadai atau tidak layak, memperburuk kecemasan dan depresi.
3. Tekanan Lingkungan
Tekanan dari lingkungan sekitar, terutama terkait dengan perbedaan atau diskriminasi gender, juga dapat memicu masalah kesehatan mental.
4. Kondisi Keluarga yang Tidak Harmonis
Lingkungan keluarga yang tidak stabil atau penuh konflik juga dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental pada remaja.
5. Hubungan Sosial yang Buruk
Memiliki hubungan yang buruk dengan teman sebaya atau mengalami isolasi sosial juga bisa menjadi faktor risiko.
6. Perundungan dan Kekerasan Seksual
Pengalaman perundungan atau kekerasan seksual dapat meninggalkan dampak psikologis yang serius pada remaja.
Jika remaja berada dalam situasi dan kondisi yang sama dengan faktor-faktor di atas. Kemungkinan besar remaja tersebut rentan mengalami gangguan mental. Gangguan mental ini dapat mempengaruhi perkembangannya.
Jenis Gangguan Mental yang Rentan Dialami Remaja
1. Gangguan Emosi
Remaja dengan gangguan emosi cenderung mudah marah, frustasi, atau merasa sedih secara berlebihan.
Gangguan ini tidak hanya memengaruhi aspek psikologis, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik mereka.
2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan ini membuat remaja sulit memusatkan perhatian dan cenderung memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif.
Penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor genetik dan lingkungan berperan dalam kondisi ini.
3. Gangguan Makan
Gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia lebih umum terjadi pada remaja perempuan.
Hal ini dapat mengakibatkan masalah serius seperti malnutrisi, gangguan pertumbuhan, dan bahkan kerusakan organ.
4. Gangguan Kecemasan
Kecemasan sering kali muncul selama masa remaja, terutama terkait dengan perubahan fisik dan sosial yang dialami oleh remaja.
Gejalanya termasuk rasa gelisah, ketegangan, dan isolasi sosial.
5. Psikosis
Gangguan psikosis adalah kondisi di mana seseorang kehilangan kontak dengan realitas, seringkali ditandai dengan halusinasi dan delusi.
Tanpa pengobatan yang tepat, kondisi ini dapat berkembang menjadi skizofrenia.
6. Gangguan Kepribadian Ambang
Gangguan ini memengaruhi persepsi diri dan interaksi sosial, dengan gejala seperti perubahan suasana hati yang intens, kecemasan, dan perilaku impulsif.
Remaja dengan gangguan ini sering merasa tidak aman dalam hubungan interpersonal.
7. Perilaku Merusak Diri dan Bunuh Diri
Remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental sering kali berisiko melakukan perilaku merusak diri, bahkan bunuh diri.
Faktor risiko meliputi penggunaan zat berbahaya, pengalaman trauma, dan kesulitan mengakses perawatan kesehatan mental.
Gangguan kesehatan mental pada remaja seringkali tidak terdiagnosis atau tidak mendapatkan perhatian yang cukup.
Namun, dampaknya dapat sangat merusak, bahkan fatal. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan masyarakat untuk mengakui pentingnya kesehatan mental remaja dan memberikan dukungan serta akses terhadap perawatan yang tepat.
Dengan mendeteksi dan mengobati gangguan kesehatan mental pada remaja secara dini, kita dapat membantu mereka mengatasi masalahnya dan mencegah konsekuensi yang lebih serius di masa depan.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"