KONTEKS.CO.ID – Di Indonesia, perayaan Nyepi merupakan momen sakral untuk umat Hindu. Nyepi, atau atau Hari Raya Tahun Baru Saka, berbeda dengan perayaan agama lainnya.
Pada hari tersebut, umat Hindu merayakannya dengan cara yang unik, yaitu dengan menyepi dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah.
Selama Nyepi, umat Hindu wajib untuk tinggal di dalam rumah selama 24 jam penuh. Mereka tidak boleh keluar rumah atau melakukan kegiatan yang bersifat duniawi.
Sebagai gantinya, Nyepi merupakan waktu untuk introspeksi, meditasi, dan penyucian jiwa.
Sebelum memasuki Nyepi, terdapat beberapa prosesi atau ritual yang dilakukan oleh umat Hindu. Berikut ritual selama prosesi Nyepi
1. Upacara Melasti
Dua atau tiga hari sebelum Nyepi, umat Hindu akan melakukan Melasti. Melasti adalah sebuah prosesi penyucian diri sebelum Nyepi.
Dalam prosesi ini, umat Hindu membersihkan diri dari segala kotoran, baik secara fisik maupun spiritual, dengan mandi di sumber air suci seperti danau atau pantai yang terdekat dengan Pura.
2. Tawur atau macaru
Pada tilem sasih kesange (bulan mati kesembilan), umat Hindu khususnya di Bali akan mengadakan Tawur atau Mecaru.
Tradisi ini diadakan sehari sebelum Nyepi. Tawur atau pecaruan ini bertujuan untuk menyucikan Bhuta Kala, dengan harapan semua kejelekan atau kotoran akan lenyap setelahnya.
Umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya di perempatan jalan dan lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Mereka akan menyajikan berbagai jenis caru (sesajian) kepada para Bhuta Kala, sebagai upaya untuk menjauhkan manusia dari energi negatif tersebut.
3. Pengerupukan
Pada malam hari setelah Tawur, dilakukanlah prosesi Pengerupukan. Dalam prosesi ini, umat Hindu membuat api atau obor untuk menerangi lingkungan rumah, sambil memukul benda-benda keras untuk mengusir roh-roh jahat.
Biasanya, di tingkat desa, terdapat arakan ogoh-ogoh dan kemudian membakarnya sebagai simbol pengusiran energi negatif.
4. Nyepi
Hari puncak dari perayaan Nyepi adalah saat Nyepi itu sendiri. Pada hari tersebut, umat Hindu tidak boleh melakukan aktivitas apapun yang bersifat duniawi.
Mereka diharapkan untuk menjaga keheningan dan melakukan introspeksi diri. Larangan-larangan yang diterapkan selama Nyepi meliputi larangan menyalakan api atau lampu (Amati Geni), larangan melakukan pekerjaan fisik (Amati Karya), larangan bepergian (Amati Lelungan), dan larangan mengadakan hiburan atau bersenang-senang (Amati Lelanguan).
5. Ngambak Geni
Tradisi Ngembak Geni,menandai akhir dari rangkaian perayaan Tahun Baru Saka dalam adat Hindu. Selama Ngembak Geni, umat Hindu bersilaturahmi antar keluarga dan tetangga, untuk saling bermaaf-maafan.
Tradisi ini sesuai dengan prinsip Tattwam Asi yang mengajarkan tentang kesatuan manusia. Prosesi terakhir ini terjadi pada Pinanggal ping kalih, atau tanggal dua pada bulan kesepuluh tahun Saka.
Konsep Dharma Shanti, yang mendasarkan pada pandangan bahwa semua manusia adalah ciptaan Ida Sanghyang Widhi Wasa, menjadi landasan bagi umat manusia untuk hidup dengan saling menyayangi, memaafkan, serta menjaga kerukunan dan kedamaian di antara mereka.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"