KONTEKS.CO.ID – Filosofi ketupat ikon Lebaran. Hari Raya Idul Fitri adalah momen yang umat Islam nantikan di seluruh dunia setelah menjalani ibadah puasa Ramadan.
Di Indonesia, siapa yang tak kenal dengan ikon Lebaran ketupat?
Tidak hanya lezat tersantap bersama hidangan Lebaran lainnya seperti opor ayam, rendang, atau gulai, ketupat juga memiliki filosofi mendalam. Ini yang sering terlewatkan oleh banyak orang.
Makna Filosofi Ketupat Ikon Lebaran Idul Fitri
1. Anyaman Bungkus Ketupat: Makna Mendalam dari Janur
Ketupat terbungkus oleh anyaman daun kelapa muda atau janur, bukan hanya sebagai wadah penyajian, tapi juga memiliki arti filosofis yang dalam.
Dalam tradisi Jawa, janur bukan sekadar daun, melainkan simbol kebaikan dan keberkahan. Janur kuning, misalnya, dianggap sebagai perlindungan dari bala bencana.
Anyaman ketupat yang rumit juga melambangkan lika-liku kehidupan manusia yang penuh dengan kesalahan dan pembelajaran.
Itulah sebabnya, ketupat memiliki makna spiritual yang mengajarkan tentang kebaikan, keberkahan, dan ketahanan dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan.
2. Bentuk Segi Empat Ketupat: Simbol Keempat Nafsu Dunia
Tidak hanya dalam bungkusnya, bentuk ketupat juga mengandung pesan spiritual yang mendalam.
Ketupat yang benar adalah yang berbentuk segi empat atau persegi empat. Ini melambangkan keempat nafsu dunia yang harus dikuasai manusia, yaitu lapar, amarah, hawa nafsu, dan rasa ingin memaksakan kehendak.
Dalam konteks Lebaran, memakan ketupat menjadi simbol pengendalian diri selama sebulan penuh berpuasa.
Segi empat juga mengandung makna kembali kepada Allah SWT dalam setiap langkah dan keputusan manusia.
3. Filosofi Ketupat Ikon Lebaran: Ngaku Lepat dan Laku Papat
Kata “ketupat” atau “kupat” dalam bahasa Jawa memiliki makna ngaku lepat atau mengakui kesalahan.
Ini mencerminkan pentingnya proses memaafkan dan mengakui kesalahan saat menjelang Lebaran.
Tradisi sungkeman yang melekat erat dengan ngaku lepat menjadi momen penuh makna di mana saling memaafkan dan memulai lembaran baru.
Selain itu, “kupat” juga memiliki arti “laku papat” yang melambangkan empat perilaku mulia: lebaran (membuka pintu ampunan), luberan (memberi rezeki berlimpah), leburan (membersihkan dosa), dan laburan (mensucikan diri).
Jadi, ketupat bukan hanya hidangan lezat saat Lebaran, tapi juga sebuah simbol dan filosofi yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan, spiritualitas, dan harmoni dalam bingkai tradisi keagamaan.
Selamat menyambut Lebaran dengan ketupat yang penuh makna dan keberkahan!***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di "Google News"