KONTEKS.CO.ID – Libur lebaran yang panjang biasanya menyebabkan seseorang mengalami kondisi psikis yang bernama Post-holiday blues.
Post-holiday blues adalah perubahan suasana hati sebagai hasil dari transisi dari masa liburan kembali ke rutinitas yang harus dihadapi kembali.
Selama proses transisi ini memang tidaklah mudah untuk kembali beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari seperti kembali bekerja atau sekolah.
Beberapa faktor bisa menyebabkan seseorang mengalami post-holiday blues setelah liburan panjang seperti masa Lebaran.
Dari segi individu, kemalasan bergerak dan berpikir dapat membuat ritme aktivitas melambat karena keinginan untuk kembali ke masa liburan lebih kuat daripada motivasi untuk memulai rutinitas kembali.
Terlebih lagi jika selama liburan seseorang mengalami sakit karena makan berlebihan atau tidak cukup, terlambat makan, atau mengonsumsi obat-obatan tertentu yang mempengaruhi waktu istirahat karena interaksi sosial yang banyak.
Tekanan Post-Holiday Blues
Menurut Psikolog klinis, Kasandra Putranto tekanan post-holiday blues juga dapat meningkat karena masalah teknis lainnya.
Misalnya, jika sistem dukungan di rumah belum pulih sepenuhnya, asisten rumah tangga belum kembali, atau alat-alat rumah tangga rusak seperti mobil, motor, mesin cuci, dan sebagainya.
Secara umum, kondisi post-holiday blues akan membaik seiring berjalannya waktu. Namun, jika kondisi ini berlangsung lebih dari dua minggu, individu tersebut perlu mendapatkan bantuan medis.
Untuk mencegah hal ini, sebaiknya masyarakat mulai kembali ke rutinitas sehari-hari seperti biasanya setelah liburan berakhir.
Misalnya, bangun lebih pagi, menyiapkan diri untuk kegiatan harian, dan menyelesaikan tugas-tugas yang tertunda selama liburan.
Hindari juga kegiatan yang kurang aktif seperti menggunakan media sosial terlalu lama atau tidur berlebihan di rumah.
Orang yang memiliki stamina dan kesehatan mental yang baik serta terbiasa aktif selama liburan akan lebih mudah mengatasi perubahan ini.
Mereka juga mendapatkan manfaat maksimal dari waktu liburan untuk istirahat dari rutinitas dan tugas-tugas yang biasa dihadapi.
Sebaliknya, mereka yang mengalami masalah dengan stamina mental dan tidak terbiasa aktif selama liburan akan memerlukan usaha ekstra untuk mengatasi perubahan suasana hati.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"