KONTEKS.CO.ID – Mikael Jasin berhasil menjadi juara dunia dalam kompetisi World Barista Championship 2024 di Busan, Korea Selatan.
Miki, panggilan akrabnya, mengalahkan 53 barista dari berbagai negara.
Dia berhadapan dengan lima barista asal Australia, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Belanda pada babak final.
Dan Miki berhasil mendapat nilai tertinggi dan keluar sebagai 2024 World Barista Championship.
Mikael Jasin membawa dua kopi berbeda, yakni varietas lokal Ethiopia yang terkenal sebagai Aji, yang diinokulasi ragi dan disetrum secara termal dan ditanam di Finca El Diviso di Huila, Kolombia.
Serta Gesha yang diproduksi di Finca Deborah di Volcan, Panama.
Untuk minuman khasnya, Aji espresso, campuran susu murni jus lemon, infus aromatik palo santo, sirup vanilla palo santo, dan biji kakao Indonesia digabungkan dan disajikan pada suhu 50 derajat celcius.
Hal itu untuk menciptakan rasa baru melon, semangka, dan sage, dengan tekstur halus dengan sentuhan akhir kue black forest yang bertahan lama.
Untuk hidangan terakhir, espresso, Jasin menggantinya ke Finca Deborah Gesha.
Miki membuatnya dengan rasio minuman 2,5:1 yang lebih panjang.
Lalu memberikan aroma minuman melati, bunga jeruk, jeruk, dan madu, dengan aroma emas sutra yang tersisa hasil akhir kismis.
World Barista Championship 2024 sendiri mempertemukan para barista papan atas dari seluruh dunia.
“Butuh beberapa waktu untuk memproses ini sepenuhnya, tetapi untuk saat ini saya sangat rendah hati dan bersyukur dengan banyaknya cinta & dukungan yang datang kepada kami,” tulisnya di Instagram @mikaeljasin
“Mimpi bisa menjadi kenyataan. Selalu ingat untuk berhenti dan mencium bunga,” lanjut suami dari Yessylia Violin A ini.
Prestasi Mikael Jasin
Dia terkenal juara barista yang paling banyak meraih penghargaan dari Indonesia.
Sebagai kompetitor Kejuaraan Barista Dunia yang telah berkali-kali mewakili Indonesia, Jasin menempati posisi ke-4 di Kejuaraan Barista Dunia 2019 dan posisi ke-7 di WBC 2021.
Selain itu Mikael Jasin merupakan juara 1 Indonesia Barista Championship di Tahun 2019 dan 2020.
Serta juara 2 di kompetisi Coffee and Good Spirits di Australia.
Kisah Mikael Jasin
Miki mengenal kopi di sebuah dapur cafe di Australia.
Kala itu Miki bekerja paruh waktu di sela-sela kuliah S1 jurusan Psikolog. Usianya masih 22 tahun.
Alasan Miki bekerja di kafe, yakni untuk menambah biaya kuliah dan biaya hidup di Australia.
“Awal kerja dulu di kafe gitu, kebetulan di Australia semuanya harus dimulai dari bawah, dish washer dulu,” katanya.
“Baru lama-lama diajarin bikin kopi dan naik pangkat jadi barista,” tutur Mikael Jasin, melansir dari YouTube.
Usai lulus dari pendidikan S1 Psikologinya di Australia, Mikael Jasin melanjutkan pendidikan S2 Marketing di RMTI University sambil mengepalai kedai kopi di beberapa kafe tersibuk di Melbourne.
Meski begitu, Jasin tak lantas memilih bekerja kantoran, dia tetap bekerja di dunia kopi.
“Keluarga lama-lama ngedukung, awalnya bukan enggak didukung sih tapi ditanyain, bsa bikin hidup enggak? Kerjanya lama enggak? Tapi akhirnya mendukung juga,” ungkap Miki.
Setelah lulus, ia pun kembali ke Indonesia pada tahun 2017 untuk bergabung dengan Common Grounds Coffee Roasters & ST. ALi Jakarta dengan Pemasaran & Kontrol Kualitas.
Suka Mengajar Barista
Saat ini dia memiliki usaha training center dan pengolahan biji kopi. Setelah sebelumnya sempat bekerja di Common Grounds.
Mikael pun mendirikan kafe sendiri bernama Omakafè dengan konsep omakase.
“Saya pribadi tak ingin punya coffee shop karena bukan mimpi saya,” katanya.
“Saya sukanya di kebun kopi ngulik-ngulik proses, ngajarin orang bikin kopi, kalau punya kafe kan operasional day to day gitu. Semuanya menjanjikan sih, tapi panggilan saya di coffee farm aja,” jelas Miki.
Karena itu Miki menjadi pendiri dan CEO dari So So Good Coffee Company dan CATUR Coffee Company.
Dia berfokus pada pelatihan barista, konsultasi kopi, dan yang terbaru, memproses dan menjual biji kopi Indonesia sendiri.
“Jika Anda seorang barista, Anda bisa pergi ke kafe lain, dan orang-orang yang minum kopi di sana akan sangat ramah. Itulah yang saya sukai dari kopi,” ujarnya.
“Sebagai seorang barista, Anda juga akan memiliki banyak pelanggan tetap yang akan mengembangkan hubungan khusus dengan Anda. Jadi saya menyukai aspek kopi, yang tidak saya temukan di tempat lain,” lanjutnya.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"