KONTEKS.CO.ID – Gangguan Kepribadian adalah salah satu jenis gangguan mental yang mengakibatkan pola pikir, fungsi, dan perilaku yang kaku serta tidak sehat.
Ini bisa membuat seseorang sulit memahami dan berinteraksi dengan orang lain, mengakibatkan masalah dan keterbatasan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan, pekerjaan, dan aktivitas sosial.
1. Jenis dan Gejala
Gangguan kepribadian terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan karakteristik dan gejala yang serupa:
a. Cluster A:
- Gangguan Kepribadian Paranoid: Ketidakpercayaan yang ekstrem terhadap orang lain dan kecurigaan yang berlebihan.
- Gangguan Kepribadian Skizoid: Kurangnya minat dalam hubungan sosial atau pribadi, lebih suka menyendiri.
- Gangguan Kepribadian Skizotipal: Pola pikir, penampilan, dan perilaku yang aneh dan eksentrik.
b. Cluster B:
- Gangguan Kepribadian Antisosial: Kebiasaan melanggar hak-hak orang lain, kurangnya empati, dan perilaku manipulatif.
- Gangguan Kepribadian Ambang: Ketidakstabilan emosi, hubungan yang tidak stabil, dan perilaku impulsif.
- Gangguan Kepribadian Histrionik: Perilaku dramatis, perhatian berlebihan, dan emosi yang tidak stabil.
- Gangguan Kepribadian Narcissistic: Kepercayaan berlebihan pada keunggulan diri, kebutuhan akan pujian, dan kurangnya empati.
c. Cluster C:
- Gangguan Kepribadian Menghindar: Rasa takut akan penolakan, ketidakpercayaan diri yang ekstrem, dan penghindaran aktivitas sosial.
- Gangguan Kepribadian Dependence: Ketergantungan yang berlebihan pada orang lain, ketakutan akan ditolak, dan kurangnya inisiatif.
- Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif: Kekhawatiran berlebihan akan ketertiban, perfeksionisme, dan keterikatan pada aturan.
2. Penyebab
Penyebab gangguan kepribadian masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang mungkin berperan meliputi genetika, perubahan otak, trauma masa kanak-kanak, pelecehan verbal, dan faktor budaya.
3. Diagnosis
Gangguan kepribadian bergantung pada evaluasi fisik dan psikiatri, serta standar diagnostik yang tercantum dalam DSM-5.
Itu melibatkan pengamatan terhadap pola pikir, perasaan, dan perilaku yang mencolok dari norma sosial, menyebabkan penderitaan atau disfungsi yang berarti.
4. Pengobatan
Meskipun gangguan kepribadian sulit diobati, pengobatan dapat mencakup terapi psikologis dan obat-obatan untuk mengurangi gejala seperti kecemasan dan depresi.
Terapi psikologis bertujuan untuk membantu pengidap memahami dan mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat.
Gangguan kepribadian adalah kondisi yang kompleks dan sering kali menantang, tetapi dengan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai, pengidap dapat mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Penting untuk mencari bantuan profesional jika mengalami gejala gangguan kepribadian atau memiliki kekhawatiran tentang kesehatan mental.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"