KONTEKS.CO.ID – Media sosial X baru-baru ini ramai dengan unggahan yang menyebutkan bahwa tata kota Malang, Jawa Timur dan Bandung, Jawa Barat adalah rancangan arsitek yang sama, Thomas Karsten.
Unggahan tersebut mengklaim bahwa kesamaan vibe dan tata kota kedua kota ini adalah hasil karya Thomas Karsten, seorang arsitek asal Belanda.
“Malang sama Bandung punya desain rancangan tata kota yang dibikin satu orang yang sama: Thomas Karsten,” tulis akun @kadyasandya. “Makanya dua kota ini feel sama vibesnya mirippp,” lanjutnya.
Thomas Karsten dari Kacamata Sejarawan
“Karsten yang bertanggung jawab atas rencana induk Kota Bandung dan Malang,” ujar Hendaru melansir dari Kompas.com, Selasa, 9 April 2024.
Menurut Hanggoro, Karsten datang ke Indonesia pada 1910-an dan mulai merancang tata kota pada 1920-an. Ternyata selain Malang dan Bandung, Karsten juga mendesain beberapa kota besar lain di Indonesia.
Kota lain rancangan Karsten antara lain Bogor, Jakarta (Jatinegara), Semarang, Magelang, dan Madiun. Lalu Yogyakarta, Surakarta (Solo), Purwokerto, Padang, Medan, dan Banjarmasin.
Karakteristik Rancangan Karsten
Rancangan arsitektur Karsten bertujuan untuk melayani seluruh masyarakat, bukan hanya elite. Idealisme sosialis tercermin dalam karya-karyanya yang meliputi rumah, kantor perusahaan, pasar, sekolah, masjid, stasiun, dan balai kota.
Nama Karsten si perencana kota sejatinya lebih terkenal ketimbang Karsten sebagai arsitek, karena sebagai perencana kota lebih memungkinkannya untuk menyalurkan idealismenya.
”Saya berharap dapat melepaskan diri dari pekerjaan arsitektur, kecuali mungkin untuk perumahan rakyat, dan mengabdikan waktu saya sepenuhnya untuk perencanaan kota. Saya semakin tidak menyukai bangunan untuk orang kaya,” tulisnya dalam catatan pribadi pada 1930.
Pemikiran sosialismenya terbentuk sejak masa kuliahnya di Delft Technische Hoogeschool, Belanda (1905-1909). Kala itu ia menjadi anggota Partai Buruh Sosial Demokrat Belanda dan Asosiasi Insinyur dan Arsitek Sosial Demokrat.
Karsten menghabiskan sisa umurnya di kamp interniran pada masa pendudukan Jepang di Indonesia dan meninggal pada tahun 1945.***
Simak breaking news dan berita pilihan Konteks langsung dari ponselmu. Konteks.co.id WhatsApp Channel
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"